20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tapi, biarpun kepala berada dibawah permukaan<br />

air, kuping mereka masih mendengar juga teriakan-teriakan yang hebat luar biasa. Gunung es<br />

terus maju keutara. Diam-diam Coei San bersyukur, bahwa yang dilemparkan Cia Soen<br />

adalab Poan koan pit, sehingga ia masih dapat menggunakan Gin Kauw untuk menggaet<br />

gunung es itu. Andaikata ia kehilangan Gin Kauw, maka meskipun dapat menyelamatkan diri<br />

dari teriakan Cia Soen, mereka pasti akan mati didalam air, sebab ditinggalkan gunung es itu<br />

yang terus bergerak maju.<br />

Sesudah lewat. beberapa lama, mereka menim but dipermukaan air untuk menyedot hawa<br />

udara yang segar. Cia Soen pun sudah berhenti berteriak.<br />

Teriakan-teriakan itu rupanya telah meminta banyak te<strong>naga</strong> dan dengan letih, ia bersila diatas<br />

es sambil menjalankan pernapasannya. Coei San lantas saja menarik tangan So So dan pelan<br />

pelan mereka merayap naik keatas.<br />

Sesudah duduk ditempat agak jauh dari Cia Soen, mereka mencabut bulu biruang untuk<br />

menyumbat kuping.<br />

Mereka mengerti, bahwa setiap detik mereka menghadapi bahaya besar.<br />

Matahari belum juga menyelam karena mereka sudah berada didaerah kutub, dimana siang<br />

dan malam berbeda jauh dengan lain bagian bumi.<br />

Beberapa saat kemudian, So So yang basah kuyup tak dapat mempertahankan dirinya lagi.<br />

Badannya bergemetaran dan giginya bercakrukan.<br />

Tentu saja suara itu segera terdengar Cia Soen, yang sambil membentak keras, lalu<br />

menghantam dengan Long gee pang. Buru-buru mereka menyingkirkan diri. Dengan satu<br />

suara nyaring luar biasa, gunung es itu somplak dan tujuh delapan balokan es jatuh kedalam<br />

laut.<br />

Sesudah gagal dengan pukulannya yang pertama, Cia Soen segera memutar senjatanya<br />

bagaikan titiran. Begitu diputar, senjata itu yang panjangnya setombak lebih segera<br />

mengeluarkan te<strong>naga</strong> mendorong yang sangat hebat dalam jarak tujuh delapan tombak.<br />

Coei San dan So So terpaksa mundur terus dan dalam sekejap mereka sudah berdiri di pinggir<br />

gunung es.<br />

Cia Soen teru mendesak .....<br />

"Bagaimana baiknya?" bisik si nona dengan suara parau.<br />

Sekali lagi Coei San membetot tangan si nona dan mereka segera melompat pula kedalam air.<br />

Selagi badan mereka masih berada ditengah udara, terdengar suara nyaring dan beberapa<br />

kepingan es menghantam punggung mereka yang dirasakan sakit sekali. Hampir berbareng<br />

dengan jatuhnya mereka kedalam air, sebalok es, sebesar meja, jatuh didekat mereka. Dengan<br />

cepat Coei San menjambretnya dan dilain saat, mereka sudah duduk diatas balokan es itu.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 210

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!