20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Pangcu,” kata Ciang pang Liong tauw. “Tujuan orang gagah dalam mencari Cia Soen adalah<br />

untuk memperoleh To ling to yang dikenal sebagai Boe lim Cie coen (yang termulia dalam<br />

Rimba Persilatan). Tapi To liong to tidak terdapat di badan Cia Soen. Biar dibujuk dan<br />

diancam, dia tetap tidak mau beritahukan dimana adanya golok mustika itu. Dengan<br />

demikian, kita hanya mendapat seorang buta yang harus diberi makan dan minum. Apa<br />

gunanya? Menurut pendapat teecu, sebaiknya kita siksa padanya. Teecu melihat, apa dia tetap<br />

menutup mulut.”<br />

Soe Hwee Liong meng-goyang2-kan tangan. “Tidak benar,” katanya. “Tindakan keras bisa<br />

merusak urusan besar. Kita harus tunggu Tan Tiangloo. Sesudah dia tiba, kita boleh berdamai<br />

lagi.”<br />

Paras muka Ciang pang Liong tauw mengunjuk rasa mendongkol. Ia rupa rupanya merasa<br />

jengkel karena sang pemimpin terlalu menurut perkataan Tan Yoe Liang.<br />

Soe Hwee Liong merogo saku dan mengeluarkan sepucuk surat yang lalu diangsurkan kepada<br />

Ciang pang Liong tauw. “Pang Heng tee,” katanya, “kuminta kau segera berangkat ke Ho cioe<br />

dan menyerahkan surat ini kepada Han San Tong. Beritahukan dia, bahwa puteranya berada<br />

dalam tangan kita dengan tak kurang suatu apa. Asal dia suka menakluk kepada partai kita,<br />

aku akan memperlakukannya secara layak.”<br />

“Apakah pekerjaan menyampaikan surat harus dilakukan oleh teecu?” katanya Ciang pang<br />

Liong tauw.<br />

Paras muka Soe Hwee Liong lantas saja berubah. “Pang Heng tee,” katanya, “selama setengah<br />

tahun ini Han San Tong dan kawan kawannya telah mencapai hasil hasil besar di daerah Ho<br />

cioe. Kudengar, di bawah perintah terdapat orang orang gagah kelas, seperti Coe Goan Ciang,<br />

Cie Tat, Siang Gie Coen dan lain lain. Maksud suratku ini ialah supaya Han San Tong<br />

menakluk kepada kita. Kalau dia bersedia untuk menakluk, Pang Heng tee harus menyelidiki<br />

apa menakluknya itu sungguh sungguh atau berpura pura. Di samping itu, Pang Heng tee pun<br />

harus mencari tahu kekuatan dari barisan Beng kauw. Tugas Pang Heng tee bukan semata<br />

mata menyampaikan surat. Tugasmu adalah berat.”<br />

Ciang pang Liong tiauw tidak berani membantah lagi. “Baiklah,” katanya. Sesudah memberi<br />

hormat kepada pemimpinnya, ia segera meninggalkan ruangan pertemuan.<br />

Sesudah itu dengan gembira mereka saling mengutarakan pikiran mengenai kemakmuran dan<br />

kejayaan Kay Pang yang sesudah menaklukan Beng kauw, Siauw lim, Boe tong dan Go bie<br />

pay. Angan angan Soe Hwee Liong ternyata tidak semuluk Tan Yoe Liang. Dia sudah merasa<br />

puas jika Kay Pang bisa menjagoi dalam Rimba Persilatan. Dia tidak bercita cita untuk<br />

merebut negara dan menjadi kaisar.<br />

Boe Kie merasa sebal untuk mendengari lebih jauh dan berkata dalam hatinya. “Didengar dari<br />

pembicaraan mereka, Gie hoe dan Cie Jiak terkurung di gedung ini. Sebaiknya aku berusaha<br />

untuk melepaskan mereka dan kemudian barulah menghajar pengemis pengemis yang tak<br />

mengenal malu itu.” Sekali menjejak bumi, tubuhnya melesat ke atas dan hinggap di dalam<br />

pohon. Ia mengawasi ke sekitarnya, mencari cari tempat yang dijaga keras. Segera juga ia<br />

lihat, bahwa di bawah loteng terdapat belasan pengemis yang meronda dengan senjata<br />

terhunus.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1190

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!