20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erkuatir untuk So So, isterinya Coei San itu, iparnya. Siapa nyana, demikian singkat dan<br />

bijaksana putusannya Jieko itu.<br />

"Benar", ia lantas turut bicara. "Kalau nanti ada orang luar yang menanyakan, Ngoko, kau<br />

jawab saja bahwa bukan kau yang <strong>membunuh</strong> mereka itu. Kau bukan mendusta, sebab<br />

memang bukan kau yang <strong>membunuh</strong>nya,"<br />

Song Wan Kiauw melotot terhadap adik seperguruan ini, katanya: "Dengan menyangkal<br />

begitu, mana hati Ngotee bisa tenang? Kita menamakan diri kita orang-orang gagah mulia.<br />

Apakah kita bisa merasakan tenteram ?"<br />

"Habis bagaimana ?" tanya Lie Heng;<br />

"Menurut pikiranku, kita harus berbuat begini", berkata sang Toako. "Paling dulu kita menanti<br />

sampai selesai perayaan ulang tahun Soehoe. Setelah itu kita pergi mencari anaknya Ngotee.<br />

Habis itu pada rapat besar di Hong ho lauw kita membereskan urusannya Kim mo Say ong<br />

Cia Soen. Lalu sesudah itu, kita berenam saudara dibantu oleh Ngo tee hoe, berangkat ke<br />

Kang lam. Didalam tempo tiga tahun, kita masing-masing harus melakukan perbuatanperbuatan<br />

baik sebanyak sepuluh macam "<br />

"Akur! Akur!" Thio Siong Kee berseru menepuk-nepuk tangan. "Liong boen Piauwkiok<br />

kematian tujuh puluh jiwa, kita bertujuh melakukan masing-masing sepuluh rupa kebaikan.<br />

Asal kita semua bisa menolong seratus sampai duaratus orang yang bersengsara atau terfitnah,<br />

maka dengan itu dapatlah kita menebus jiwanya tujuh puluh orang yang mati kecewa itu!"<br />

"Pikiran Toako sangat sempurna," Jie Lian Cioe memuji. "Aku percaya soehoe pun akan<br />

menyetujuinya. Kalau tidak demikian, untuk tujuhpuluh jiwa itu, Teehoe mengganti dengan<br />

satu jiwanya. Apakah artinya penggantian satu jiwa itu ?"<br />

Coei San girang berbareng terharu.<br />

"Nanti aku bicara padanya!" katanya. Ia maksudkan isterinya. Lantas ia lari masuk kedalam<br />

untuk menuturkan semua itu kepada So So.<br />

Mendengar keterangan suamiana, So So menjadi bersemangat. Ia percaya lihaynya enam jago<br />

Boe tong pay itu, maka ia percaya juga yang Boe kie, anaknya, bakal dapat dicari. Ia<br />

memangnya bukan sakit berat, ia hanya bersusah hati. Sekarang ia terbuka hatinya, dan<br />

sakitnya lalu berkurang setiap hari.<br />

===========================<br />

Lewat beberapa hari maka tibalah Sie gwee Cap pee, tanggal delapan bulan keempat. Tanpa,<br />

bersangsi lagi, Thio Sam Hong membuka pintu kuilnya. Besok adalah hari ulang tahunnya<br />

yang ke seratus, murid-muridnya pasti bakal datang untuk merayakannya. Sebenarnya,<br />

sesudah Jie Thay Giam terluka bercacad dan Thio Coei San lenyap, ia sangat berduka. Tetapi,<br />

bahwa ia telah bisa memasuki usia seratus tahun, adalah hal yang tak dapat dilewatkan dengan<br />

begitu saja.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 328

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!