20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebelum pel itu masuk kedalam mulutnya, Siauw Hoe sudah mengendus bebauan yang sangat<br />

tak enak. Ia mengerti, bahwa pel itu adalah racun yang sangat hebat, tapi ia tidak berdaya,<br />

kaki tangannya tidak bisa bergerak lagi.<br />

Dengan sorot mata putus harapan, ia mengawasi puterinya. "Poet jie !" ia mengeluh di dalam<br />

hati. "Ibumu bernasib celaka, kaupun jelek peruntungan. Mulai dari sekarang, ibumu tak bisa<br />

merawatmu lagi."<br />

Tiba tiba pada detik yang sangat berbahaya, Boe Kie melompat bangun. Orang itu kaget dan<br />

menengok, tapi punggungnya sudah dihantam Boe Kie dengan sekuat te<strong>naga</strong>.<br />

Ternyata, sesudah ditotok jalanan darah pada pundak dan pinggangnya, untuk sementara Boe<br />

Kie rebah dengan tidak berdaya. Tapi, sebagai ahli waris Cia Soen, selang beberapa saat, ia<br />

berhasil membuka jalan darahnya dengan menggunakan Lweekang. Ia melompat bangun dan<br />

pada detik yang sangat genting, ia menghantam jalanan darah Kin soe hiat dipunggung Ouw<br />

Ceng Goe dengan pukulan Sin liong Pa bwee, yaitu salah satu jurus dari Hang liong Sip pat<br />

ciang. Meskipun ia hanya mengenal bagian kulit dari pukulan itu, tapi karena jurus tersebut<br />

adalah jurus yang sangat luar biasa dan juga sebab Ouw Ceng Goe sama sekali tidak menduga<br />

bakal dibokong cara begitu, maka, begitu lekas pukulan Boe Kie mengenai Kin soe hiat, ia<br />

roboh tanpa mengeluarkan suara.<br />

Berbareng dengan robohnya, topeng kain tersingkap separuh dan begitu melihat, Boe Kie<br />

mengeluarkan teriakan tertahan. "Ah !"<br />

Mengapa?<br />

Karena muka itu bukan muka Ouw Ceng Goe, tapi muka seorang wanita setengah tua yang<br />

berparas cantik.<br />

"Siapa kau?" bentak Boe Kie.<br />

Sesudah terpukul, wanita itu merasakan kesakitan hebat, mukanya pucat pasi, sehingga ia<br />

tidak dapat menjawab pertanyaan si bocah.<br />

Buru-buru Boe Kie membuka jalanan darah Kie Siauw Hoe dan berkata. "Kie Kouwkouw,<br />

tempelkan ujung pedangmu didadanya, supaya dia tidak bisa berkutik. Aku mau menengok<br />

Ouw Sinshe." Ia berkuatir akan keselamatannya Ouw Ceng Goe. Ia menduga bahwa wanita<br />

itu adalah konco Kim hoa Coe jin. Jika perempuan jahat itu keburu datang, maka dia dan<br />

Siauw Hce serta puterinya pasti akan celaka.<br />

Dengan lari seperti terbang ia pergi ke kamar Ceng Goa dan tanpa banyak rewal, ia memukul<br />

pintu yang lantas saja terpentang.<br />

"Ouw Sinshe!" teriaknya, tapi tak ada jawaban. Ia segera mengeluarkan bahan api dan<br />

menyulut lilin. Kasur terbuka, tapi orang tua itu tak kelihatan bayang - bayangannya. Melihat<br />

kamar itu kosong, hatinya agak lega, karena ia semula menduga bahwa Ouw Ceng Goe sudah<br />

dibinasakan. "Ouw Sinshe rupanya diculik musuh," pikirnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 467

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!