20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kedua orang itu menghampiri Boe Kie dan memberi hormat dengan membungkuk. Orang<br />

atasan kami sangat luhur dari Thio kiauw coe kata salah seorang. Maka itu siauw jin<br />

diperintah untuk mengundang kalian datang di tempat kami untuk mengutarakan rasa<br />

hormatnya.<br />

Boe Kie membalas hormat. Tidak berani kami menerima kehormatan yang begitu besar,<br />

katanya. Bolehkan aku mendapat tahu she dan nama yang mulia dari atasan kalian?<br />

Ia she Tio, jawabnya. Tanpa diberi permisi aku tak berani beritahukan nama nonaku kepada<br />

Kauw coe.<br />

Mendengar pengakuan orang itu, bahwa si kong coe adalah seorang wanita yang menyamar<br />

sebagai pria. Semua orang jadi girang, sebab hal itu membuktikan, undangan nona Tio keluar<br />

dari hati yang setulusnya.<br />

Sedari menyaksikan cara kalian melepaskan anak panah, dengan rasa kagum setiap hari kami<br />

membicarakan ilmu malaikat itu, kata Boe Kie, Hari ini kami merasa sangat beruntung,<br />

bahwa kalian sudi mengikat tali persahabatan dengan kami semua.<br />

Kalian adalah orang orang gagah sejati pada jaman ini, kata orang itu. Hari ini secara<br />

kebetulan kalian lewat di tempat kami. Maka itu, mana bisa kami menyia-nyiakan kesempatan<br />

untuk mengajak kalian meneguk tiga cawan arak?<br />

Boe Kie jadi girang. Ia bukan saja ingin bersahabat dengan orang-orang itu, tapi juga ingin<br />

menyelidiki pedang Ie thian kiam yang tergantung di pinggang si kong coe tampan. Maka itu<br />

lantas saja berkata, Kalau begitu baiklah, mari kita berangkat.<br />

Dengan girang kedua orang itu melompat ke punggung kuda dan jalan lebih dahulu sebagai<br />

penunjuk jalan. Baru berjalan kira-kira satu li mereka dipapak oleh kedua orang lain.<br />

Jauh-jauh kedua orang itu juga anggota dari Sin-cian Pat-hiong (delapan jago yang bisa<br />

melepaskan anak panah bagaikan malaikat) sudah turun dari tunggangannya dan menunggu di<br />

pinggir jalan. Sesudah berjalan kurang lebih satu li lagi, mereka disambut oleh empat anggota<br />

lain dari Sin cian Pat hiong. Melihat penyambutan yang begitu sungguh-sungguh, para<br />

pemimpin Beng Kauw menjadi girang.<br />

Tak lama kemudian mereka tiba di depan sebuah perkampungan besar yang dikitari dengan<br />

sebuah sungai dan di pinggir sungai dengan berderet-deret pohon-pohon lioe hijau (leklioe).<br />

Melihat pemandangan Kang lam di daerah Kam liang, para orang gagah terbangun<br />

semangatnya.<br />

Hampir berbareng dengan tibanya rombongan Boe Kie, pintu tengah dari perkampungan itu<br />

terbuka dan sebuah jembatan gantung diturunkan. Seorang gadis yang mengenakan pakaian<br />

lelaki keluar dengan tindakan lebar dan seraya memberi hormat dengan membungkuk ia<br />

berkata, Kami merasa sangat beruntung, bahwa para orang gagah dari Beng Kauw hari ini<br />

datang berkunjung pada Liok lie San coeng. Thio Kauw-coe selamat bertemu dan masuklah!<br />

Yo soe-cian! In Loocian pwee! Wie Hok ong Ia menegur setiap orang dan menyebutkan<br />

nama-nama dengan tepat sekali, sehingga tak usah diperkenalkan lagi. Bukan saja begitu, ia<br />

bahkan tahu runtunan tinggi rendahnya kedudukan para pemimpin Beng kauw itu.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 844

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!