20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Selagi dia bicara, mendadak In Ho menikam bagaikan kilat. Pendeta itu berkelit, tapi tak<br />

urung pundak kirinya tertikam juga. Dua kawannya lantas membacok dan In Ho roboh binasa.<br />

Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ketiga pendeta itu memanggul mayat Ceng hay Sam kiam<br />

dan kembali ke kuil. Baru saja Boe Kie mau menguntit, tiba-tiba kupingnya mendengar suara<br />

bernafasnya manusia. “Sungguh berbahaya!” pikirnya. Ia tidak berani bergerak. Berselang<br />

kira2 setengah jam, dari rumput2 tinggi barulah terdengar suara tepukan tangan yang<br />

disambut oleh lain-lain tepukan. Di lain saat enam pendeta yang memegang macam-macam<br />

senjata muncul dari tempat persembunyiannya. Mereka balik ke kuil dengan berjalan dalam<br />

barisan yang berbentuk kipas.<br />

Sesudah mereka pergi jauh, Boe Kie kembali ke pondokannya. Para pekerja dapur ternyata<br />

masih tidur pulas. “Kalau bukan melihat dengan mata sendiri, aku tak akan menduga bahwa<br />

dalam sekejap tiga orang gagah sudah mengorbankan jiwanya,” pikirnya. Dengan adanya<br />

pengalaman itu, ia lebih berhati-hati.<br />

Beberapa hari lagi sudah lewat pertengahan bulan empat. Hawa udara berubah hangat dan<br />

perayaan Toan ngo sudah berada di ambang pintu. Hari lepas hari, Boe Kie bertambah<br />

bingung. Kalau tidak berlaku nekad, aku tentu tak akan bisa tahu dimana Giehoe dikurung,”<br />

pikirnya. “Malam ini biar bagaimanapun juga, aku harus berani menempuh bahaya.” Ia tahu,<br />

bahwa ilmu silatnya lebih tinggi dari pendeta Siauw lim manapun juga. Tapi dengan seorang<br />

diri, ia tak berdaya. Siauw lim sie sarang harimau dan dengan kekerasan ia pasti takkan bisa<br />

menolong ayah angkatnya. Jalan satu2nya ialah menggunakan tipu.<br />

Malam itu kira2 tengah malam ia keluar dan melompat ke atas genteng. Tiba-tiba dua<br />

bayangan hitam mendatangi dari selatan ke utara. Buru-buru ia mendekam. Kedua bayangan<br />

itu adalah pendeta Siauw lim yang meronda.<br />

Sesudah peronda itu lewat, Boe Kie bergerak maju. Tapi baru berjalan beberapa tombak,<br />

kupingnya mendadak menangkap suara tindakan yang sangat enteng. Sekali lagi ia<br />

menyembunyikan diri. Yang datang kali ini juga dua peronda. Boe Kie mengerti bahwa<br />

penjagaan diperkeras sebab para pemimpin Siauw lim sie tahu, kali ini kuilnya bakal disatroni<br />

oleh banyak tokoh Rimba Persilatan. Sesudah melihat penjagaan yang hebat itu, Boe Kie<br />

merasa bahwa jika ia maju terus, ia bakal dipergoki.<br />

Tiga hari lewat.<br />

Malam itu geledek bergemuruh, kilat menyambar nyambar dan turunlah hujan yang sangat<br />

besar. Tak kepalang girangnya Boe Kie. “Thian membantu aku!” katanya di dalam hati.<br />

Makin lama hujan makin besar. Langit gelap gulita. Sesudah berdandan rapi, dengan tetap<br />

berhati-hati Boe Kie pergi ke gedung sebelah depan. “Lo han tong, Tat mo tong, Cong kek<br />

kok dan tempatnya Hong thio adalah tempat-tempat penting,” pikirnya. Biarlah lebih dulu aku<br />

menyelidiki di situ.”<br />

Tapi Siauw lim sie besar. Ia tak tahu dimana Lo han tong, dimana Cong kek kok. Indap indap<br />

ia maju, waktu tiba di sebuah lorong sayup sayup ia ingat, bahwa ia pernah berada disitu. Aha<br />

benar.. dulu waktu ia diajak Thio Sam Hong datang di Siauw lim sie untuk meminta pelajaran<br />

Siauw lim Kioe yang kang guna mengobati lukanya akibat pukulan Hian beng Sin ciang, ia<br />

pernah lewat di lorong itu dan sesudah membiluk ke kiri ia pergi ke kamar Seng koen atau<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1<strong>29</strong>2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!