20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sekonyong konyong Soe hwee liong berteriak, “Thio Boe Kie penjahat cabul! Lepaskan aku!”<br />

Ia mau memberontak tapi tak berte<strong>naga</strong>.<br />

Dimaki sebagai penjahat cabul di hadapan begitu banyak wanita, Boe Kie malu bercampur<br />

gusar. Tanpa merasa te<strong>naga</strong> dalamnya keluar dan Soe hwee liong berteriak teriak kesakitan.<br />

Semua pengemis meluap darahnya. Mereka gusar bercampur malu. Mereka malu karena<br />

pangcu mereka memperlihatkan kelemahan di hadapan orang luar. Jangankan seorang<br />

pangcu, sedang seorang anggota Kay Pang yang biasapun tak akan berteriak teriak kesakitan<br />

di hadapan lawan.<br />

“Thio Boe Kie,” kata Tan Yoe Liang, “Lepaskan Soe pangcu.” Sehabis berkata begitu tanpa<br />

menunggu jawaban ia memasukkan pedangnya ke dalam sarung. Ia manusia licik, tapi ia tahu<br />

Boe Kie tak akan menarik keuntungan secara licik. Benar saja Boe Kie segera melompat turun<br />

dari punggung Soe hwee liong dan dengan sekali lompat ia sudah berada di samping Cie Jiak.<br />

Nona Cioe baru saja tersadar, kedua matanya tertutup. Dengan rasa kasihan Boe Kie lalu<br />

mendukungnya dan mendudukkannya di sebuah kursi batu di ruangan itu.<br />

Sementara itu sambil merangkap kedua tangannya Tan Yoe Liang berkata kepada si nona baju<br />

kuning, “Pelajaran apakah yang nona mau berikan kepada kami? Bolehkan kami mendapat<br />

tahu she dan nama nona yang mulia?” Sambil mengajukan pertanyaan yang sopan santun itu,<br />

dia mengasah otaknya. Si baju kuning sudah cukup dewasa, tapi ia masih mengenakan<br />

pakaian seorang gadis. Para pengiringnya dan cara kedatangannya mengunjuk bahwa ia bukan<br />

sembarangan orang. Tapi siapakah dia? Si gadis cilik yang bermuka jelek juga merupakan<br />

sebuah teka teki. Dia memegang tongkat Tah kauw pang (tongkat pemukul anjing) dan Tah<br />

kauw pang adalah tanda kepercayaan atau tanda kekuasaan seorang pangcu partai Kay Pang.<br />

Cara bagaimana tongkat itu bisa berada dalam tangan si muka jelek? Inilah pertanyaan2 yang<br />

berkelebat di otak Tan Yoe Liang.<br />

“Dimana adanya Hoen goan Pek lek chio Seng koen?” tanya si baju kuning dengan suara<br />

dingin. “Suruh dia keluar untuk menemui aku.”<br />

Boe Kie terkesiap.<br />

Tan Yoe Liang berubah paras mukanya. Tapi perubahan itu hanya untuk sejenak. Di lain detik<br />

ia menjawab dengan tenang. “Hoen goan Pek lek chioe Seng koen?” Dia adalah guru Kim mo<br />

Say ong Cia Soen. Pertanyaan nona seharusnya diajukan kepada Kauwcoe dari Beng kauw”.<br />

“Siapa tuan?” tanya si nona<br />

jilid 66_________________<br />

“Aku she Tan, namaku Yoe Liang, tiangloo delapan karung dari Kay pang.”<br />

Sambil menuding Soe Hwee Liong, si baju kuning bertanya pula. “Siapa manusia itu?<br />

Macamnya begitu keren, kenapa dia begitu tolol? Dipijit sedikit saja sudah berteriak teriak!”<br />

Tak kepalang rasa malunya para tokoh pengemis. Sebagian di antara mereka memang<br />

memandang rendah kepada Soe Hwee Liong.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1202

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!