20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di lain pihak dengan kegusaran yang meluap-luap, Ciang pang Liong tauw menimpuk Boe<br />

Kie dengan baju dalamnya itu sambil mencaci. “Bagus! Kalau begitu loohoe telah<br />

dipermainkan oleh kawanan siluman dari agamamu!”<br />

Boe Kie mengibaskan tangan bajunya dan baju dalam itu lantas saja terapung ke atas dan<br />

akhirnya menyangkut cabang tertinggi dari sebuah pohon beng.<br />

Tan Yoe Liang mulai bingung. Ia merasa bahwa jalan paling baik ialah coba menyampingkan<br />

urusan surat itu. Maka itu, ia lantas menanya si baju kuning. “Apakah kami boleh mendapat<br />

tahu she dan nama nona yang mulia? Hubungan apakah yang dipunyai nona dengan kami<br />

semua?”<br />

“Dengan kamu?” menegas si nona dengan suara dingin. “Aku hanya mempunyai sedikit<br />

hubungan dengan tongkat Tah kauw pang ini.”<br />

Semua pengemis tahu, bahwa Tah kauw pang adalah tongkat tanda kekuasaan dari seorang<br />

pangcoe dan mereka adalah sungguh tak mengerti mengapa tongkat itu bisa berada di tangan<br />

orang lain. Semua mata ditujukan kepada Soe Hwee Liong yang mukanya pucat pasi dan<br />

kelihatannya bingung sekali.<br />

“Pangcoe, apakah Tah Kauw pang yang dipegang oleh wanita itu tulen atau palsu?” tanya<br />

Coan kang Tiangloo.<br />

“Aku… aku… kukira palsu,” jawabnya.<br />

“Baiklah,” kata si baju kuning. Sekarang keluarkan yang tulen, supaya bisa dibandingkan.”<br />

“Tah kauw pang adalah mustika dari partai kami,” kata Soe Hwee Liong. “Tak dapat aku<br />

memperlihatkannya kepada sembarang orang. Lagipula aku sekarang tidak membawa tongkat<br />

itu, sebab kuatir hilang.”<br />

Para pengemis merasa bahwa alasan itu tak masuk akal. Cara bagaimana seorang Pangcoe<br />

bisa tak membawa Tah kauw pang sebab takut tongkat itu hilang?<br />

Sekonyong konyong si gadis cilik mengangkat tongkat itu tinggi dan berkata dengan suara<br />

nyaring. “Para Tiangloo! Para murid Kaypang lihatlah Tah kauw pang adalah mustika partai<br />

kita yang sudah turun temurun. Mana bisa tongkat ini palsu?”<br />

Mendengar si cilik menggunakan istilah “partai kita”, semua orang merasa heran. Mereka<br />

meneliti tongkat itu yang mengkilap bagaikan giok dan keras melebihi besi. Tak usah<br />

disangsikan lagi, tongkat itu adalah Tah kauw pang yang tulen. Semua pengemis saling<br />

mengawasi. Mereka tak dapat menangkap apa itu artinya semua.<br />

Si baju kuning tersenyum tawar dan berkata dengan suara tawar pula. “Kudengar pangcoe<br />

dari Kaypang memiliki dua rupa ilmu yang sangat istimewa, yaitu Han Liong Sip pat Ciang<br />

dan Tah kauw pang hoat. Siauw Hong, cobalah kau meminta pelajaran Han Liong Sip pat<br />

Ciang dari Coan kang Tiangloo. Siauw leng, sesudah Siauw Hong Cie cie memperoleh<br />

kemenangan, kau boleh minta pelajaran Tah kauw pang hoat dari Soe pangcoe.” Dua wanita<br />

yang memegang seruling lantas saja melompat keluar dan berdiri di kiri kanan.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1206

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!