20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kepandaian Sian soe. Aku akan segera berterima kasih, jika kau sudah mengajarku dalam ilmu<br />

Kioe yang Sin Kang Kian Koen tay lo Ie.”<br />

Boe Kie tidak menjawab ia megerutkan alisnya.<br />

Si nona tertawa, “Apa aku belum cukup berderajat untuk menjadi murid Tao Kauwcoe?”<br />

tanyanya.<br />

“Bukan begitu! Aku merasa bahwa lweekang mu berbeda dari lweekang ku. Bukan saja<br />

berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. Kalau aku mengajar kau akan menghadapi suatu<br />

yg amat sukar dan sangat berbahaya. Bukan aku tak sudi.”<br />

“Kalau kau tak sudi mengajar, sudahlah! Perlu apa rewel2? Dalam belajar ilmu silat, paling<br />

banyak tidak berhasil. Mana bisa jadi berbahaya?”<br />

“Kau salah! Kau salah menerka. Kioe yang Sin kang adalah lweekang yg bersifat Yang Kong<br />

(panas keras) sedang lweekang Go bie pay bersifat Im jioe (dingin lembek). Apabila kau<br />

melatih diri dalam ilmu Kioe yang Sin kang, maka Im dan Yang akan bercampur menjadi<br />

satu. Hanyalah orang2 yg memiliki kepandaian sangat tinggi, misalnya Tay suhu, yg bisa<br />

mempersatukan “air” dan “api” bercampur “keras” dengan “lembek”. Salah sedikit saja ilmu<br />

itu akan membakar, orang yg berlatih seperti golok makan tuan. Hm…. Cie Jiak, nanti<br />

manakala lweekangmu sudah mencapai tingkat yg tinggi, kau boleh mempelajari Sim hoat<br />

dari Kian koen Tay lo ie.”<br />

Si nona tertawa geli, “Aku hanya berguyon,” katanya. “Mulai dari sekarang aku tak akan<br />

berpisah lagi dengan kau, sehingga tak ada perbedaan apa itu ilmu silatku atau ilmu silatmu.<br />

Aku manusia yg malas. Kioe yang Sin kang bukan ilmu yg gampang. Maka ia biarpun<br />

dipaksa, belum tentu aku mau mempelajarinya.” Mendengar kata2 yg manis itu, Boe Kie<br />

merasa girang sekali.<br />

Dalam suasana bahagia, tanpa merasa mereka sudah berdiam dipulau itu selama beberapa<br />

bulan. Cie Jiak merasa seantero te<strong>naga</strong>nya sudah pulih kembali. Mungkin sekali semua racun<br />

sudah terusir.<br />

Sesudah musim dingin lewat, tibalah musim semi yg indah. Pada suatu hari, Boe Kie<br />

memeting beberapa ranting tho yg penuh bunga disebelah timur pulau. Dengan rasa terharu, ia<br />

menancapkan ranting2 di depan kuburan In Lee. Ia ingat bahwa saudari sepupu itu bernasib<br />

malang. Mungkin sekali, sehari pun nona itu belum pernah mencicipi rasa beruntung. Ia<br />

berdiri terpaku dan didepan matanya terbayang pula kejadian2 pada masa yg lampau.<br />

Mendadak, ia disadarkan oleh suara burung2 laut. Ia menengadah dan tiba2 saja ia melihat<br />

layar ditempat jauh dan kendaraan air itu sedang mendatangi kearah pulau. Itulah kejadian yg<br />

tak diduga2. Hatinya meluap dengan kegirangan. Ia melompat dan berteriak sambil berlari2.<br />

“Gie hoe! Cie Jiak! Kapal! Ada kapal!”<br />

Cia Soen dan Cie Jiak lantas saja menghampiri. “Boe Kie koko,” kata si nona dengan suara<br />

gemetar, “Bagaimana bisa ada kapal datang kesini?”<br />

“Akupun tak mengerti” jawabnya. “Apa kabal bajak?”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1126

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!