20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Ada orang tercebur diair! Lekas tolong !" teriak Thay Giam. Ia mengulangi teriakannya<br />

beberapa kali. Tapi tidak mendapat jawaban.<br />

Dengan mendongkol ia menolak pintu gubuk perahu tapi pintu itu yang terbuat dari besi, tidak<br />

bergeming. Seraya menggerakkan Lweekang dikedua lengannya ia mendorong sambil<br />

membentak keras. Pintu belum terbuka tapi sudah berlobang karena menghubungkan gubuk<br />

dan pintu telah putus dan jatuh dengan mengeluarkan suara berkerincingan.<br />

Tiba2 didalam gubuk terdengar suara orang "Tee in ciong dan Tin san ciang (Pukulan<br />

menggetarkan gunung) yang tersohor dari Boe tong pay sungguh bukan pujian kosong. Jie<br />

Sam hiap serahkan To liong to yang berada dalam buntalanmu dan kami akan mengantarkan<br />

kau menyeberang sungai suara yang le mah lembut itu bukan lain dari pada suara kaki tangan<br />

Peh bie Kauw coe yang pernah didengarnya dikelenteng Hay sin bio. Sekarang baru ia tahu<br />

bahwa perahu Hiat cioe hosn adalah milik Peh bie Kauw coe sehingga tidak heran sijuru mudi<br />

jadi ketakutan setengah mati.<br />

Tapi ia tak mengerti bagimana orang itu tahu namanya dan beradanya To liong to di dalam<br />

tangannya.<br />

Sebelum ia menanya orang itu sudah berkata lagi:" Jie Sam Hiap mungkin kau merasa heran<br />

mengapa kami tahu she dan namamu bukankah begitu tapi sebenarnya kau tak usah heran<br />

kecuali ahli silat Boe tong pay dalam dunia ini siapa lagi yang memiliki lompatan Tee in<br />

ciong dan pululan Tin san ciang? Tiga hari sebelum Jie Sam hiap menginjak wilayah Ciat<br />

kang kami sudah mendapat warta. Hanya sayang kami tidak keburu menyambut dari tempat<br />

jauh.<br />

Thay Giam tak tahu bagaimana harus menjawab perkataan orang itu tapi mengingat sijuru<br />

mudi yang tercebur didalam air ia lantas saja berkata. "Hal lain dapat ditunda paling dulu kita<br />

harus menolong jiwanya juri mudi itu."<br />

Orang itu tertawa ter-bahak2. "Jie Sam hiap hatimu terlalu mulia katanya. "Juragan perahu itu<br />

mempunyai satu gelaran yang sangat bagus yaitu Sauw cay Seei kwie (Setan air yang<br />

menagih hutang) Disungai Ciang tong-kang entah berapa banyak jiwa melayang didalam<br />

tangannya. Jie Sam hiap adalah seorang yang berhati sangat mulia. Tapi setan air itu<br />

sebenarnya sudah mengincar buntalanmu dan ingin menagih hutang dari penitisan yang lain.<br />

Haha !"<br />

Thay Giam sendiri sebelumnya sudah menaruh curiga, karena-lihat lahat juru mudi itu yang<br />

seperti lagak bangsat. Sekarang ia mendapat kenyataan, bahwa kecurigaannya sangat<br />

beralasan. "Bolehkah aku mendapat tahu she dan nama tuan yang besar dan apa boleh aku<br />

bertemu muka denganmu?" tanya Thay Giam.<br />

"Antara Peh bie kauw dan partai tuan sama sekali tidak mendapat tali persahahatan atau<br />

permusuhan," jawabnya. "Maka itu menurut pendapatku, lebih baik kita tak usah bertemu<br />

muka. Jie Sam hiap taruh saja To liong to dikepala perahu dan kami akan menyeberangkan<br />

kau ketepi."<br />

Mendengar perkataan itu, darah Thay Giam lantas saja naik. "Apakah To liong milik Peh bie<br />

kauw?" tanyanya dengan suara kaku.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 86

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!