20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Majulah!” bentak Ciang pang Liong tauw sambil menotok dada Boe Kie dengan tongkatnya.<br />

Cie hoat juga lantas menyerang. Boe Kie bersiul nyaring. Ia mengegos, melompat dan<br />

menerjang kian kemari dengan menggunakan Kian koen Tay lo ie. Di lain saat sinar putih<br />

menyambar nyambar ke arah tiang di tengah tengah ruangan itu. Sinar putih itu adalah golok<br />

bengkok yang dirampas Boe Kie dan dilemparkan ke tiang. Dalam sekejap, dua puluh satu<br />

batang golok sudah menancap di tiang tersebut.<br />

Sekonyong-konyong terdengar bentakan Tan Yoe Liang. “Thio Boe Kie! Apa kau belum mau<br />

berhenti?”<br />

Boe Kie menengok dan melihat si orang she Tan tengah menuding punggung Cie Jiak dengan<br />

ujung pedang. Sebab kuatir tunangannya celaka, ia segera menghentikan serangannya.<br />

“Selama kurang lebih seratus tahun dunia Kang ouw menyebut nyebut nama Beng kauw, Kay<br />

Pang dan Siauw lim pay,” katanya dengan suara dingin. “Dalam kalangan pang, Kay Pang<br />

dipandang paling tinggi. Dengan melakukan perbuatan yang seperti ini, apakah kalian tidak<br />

menodai nama besarnya Ang Cit Kong loohiap?”<br />

Paras muka Coan kang Tiangloo berubah merah. “Tan Tiangloo!” teriaknya dengan gusar.<br />

“Lepaskan Cioe Kauwnio! Hari ini kita harus melakukan jalan suatu pertempuran mati hidup<br />

dengan Thio Kauwcoe. Dimana kita mau menaruh muka jika seluruh te<strong>naga</strong> Kay Pang tak<br />

dapat menjatuhkan tokoh Beng Kauw yang seorang diri.”<br />

Tan Yoe Liang tertawa, “Seorang gagah tak mengadu te<strong>naga</strong>, tapi mengadu kepintaran,”<br />

katanya. “Thio Boe Kie, apa kau belum mau menyerah?”<br />

“Baiklah,” jawabnya. “Hari ini aku belajar kenal dengan keangkeran Kay Pang.” Ia mundur<br />

dua tindak dan mendadak saja ia berjungkir balik ke belakang. Selagi tubuhnya melayang<br />

turun ke bawah secara tepat sekali ia jatuh duduk di pundak Soe hwee liong, dengan tangan<br />

kanan menekan batok kepala dan tangan kiri mencengkeram leher pemimpin partai pengemis<br />

itu.<br />

Itulah salah satu jurus dari ilmu Seng hwee leng. Bahwa ia sudah berhasil begitu mudah<br />

bahkan di luar dugaan Boe Kie sendiri. Sebelum berjungkir balik, ia telah menghitung hitung<br />

untuk coba membekuk Soe hwee liong dengan menggunakan tiga pukulan berantai. Di luar<br />

dugaan, dengan sekali jurus ia berhasil. Ia sekarang menunggang Soe hwee liong seperti<br />

kanak kanak main kuda kudaan.<br />

Melihat pangcu mereka tertawan, para pengemis mengeluarkan seruan tertahan. Boe Kie<br />

tersenyum, jari tangannya menempel pada Pek hwee hiat di batok kepala Soe hwee liong. Pek<br />

hwee hiat adalah hiat yang sangat penting. Asal Boe Kie mengeluarkan sedikit te<strong>naga</strong>, pangcu<br />

itu akan binasa tanpa bisa ditolong lagi. Di lain saat ruangan itu berubah sunyi senyap.<br />

Bagaikan patung para pengemis mengawasi Boe Kie dan pemimpin mereka.<br />

Pada saat itulah tiba tiba terdengar suara khim dan seruling. Suara itu sayup sayup dan datang<br />

dari atas atap gedung. Didengar dari suaranya, jumlah khim dan seruling lebih dari satu. Suara<br />

itu sebentar hilang, tapi semua orang dapat mendengarnya dengan jelas sekali.<br />

Boe Kie kaget dan heran.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1200

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!