20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dahulu, pendiri Koe-loen pay yaitu Ciok Too yang bergelar Koen-loen Sam-seng telah<br />

menggunakan tempo bertahun-tahun untuk memperindah lembah itu yang belakangan dikenal<br />

sebagai Sam-seng youw. Ia memerintahkan murid-muridnya pergi ke berbagai tempat di<br />

sebelah barat sampai di India untuk mencari pohon-pohon dan pohon-pohon bunga yang<br />

aneh-aneh untuk ditanam di lembah tersebut.<br />

Sesudah melewati lembah tersebut Ciam Coen lalu mengajak mereka ke Thia khimkie tempat<br />

tinggalnya Thiem khim Sianseng Ho Thay Ciong. Begitu masuk, ia bertemu dengan beberapa<br />

saudara seperguruan yang paras mukanya mengunuk rasa bingung dan ketakutan. Mereka<br />

mengunjuk dan tak mengeluarkan sepatah kata Ciam Coen kaget. Ada apa? tanyanya dalam<br />

hati.<br />

Sambil menarik tangannya seorang adik seperguruan ia bertanya. Apa Soehoe ada?<br />

Sebelum Soemoay itu menjawab, ia sudah mendengar cacian gurunya yang memaki sambil<br />

menepuk-nepuk meja. Semua tong nasi, teriaknya. Belum pernah ada pekerjaan yang diurus<br />

beres oleh kamu?<br />

Soehoe lagi keluar adatnya, bisik nona Ciam kepada Souw Hie Cie. Kita jangan nubruk paku.<br />

Besok saja kita menjumpai beliau.<br />

Tapi sebelum mereka keburu mengundurkan diri, tiba-tiba Ho Thay Ciong berseru. Apa<br />

Coen-jie? Mengapa kau tidak lantas menghadap kepadaku? Ada apa kau kasak kusuk? Apa<br />

kau sudah mengambil kepalanya bangsat Souw itu?<br />

Paras muka Ciam Coen lantas saja berubah pucat. Buru-buru ia masuk dan berlutut di<br />

hadapan gurunya.<br />

Coen Jie, apakah kau sudha menunaikan tugasmu? tanya sang guru.<br />

Orang she Souw itu sekarang berada di luar, jawabnya dengan suara gemetar. Dia sengaja<br />

datang kemari untuk meminta ampun. Dia mengatakan bahwa dia seorang tolol dan secara<br />

tidak sengaja dia sudah menonton waktu Soehoe berlatih. Tapi dia kata, kiamhoat kita sangat<br />

tinggi, sehingga meskipun sudah melihatnya, dia tidak mendapat keuntungan jua dan setengah<br />

juruspun tak dapat menirunya.<br />

Sebagai seorang murid yang sudah lama berguru, Ciam Coen mengenal adapt sang Soehoe<br />

yang merasa sangat bangga karena kepandaiannya sendiri. Oleh karena begitu, ia sengaja<br />

mengemukakan rasa kagum Souw Hie Cie terhadap kiamhoat Koen-loen-pay. Si nona<br />

mengharap supaya dalam girangnya dan sang guru akan mengampuni pemuda ini.<br />

Dalam keadaan biasa, mungkin sekali Hou Thay Ciong akan menerima topi tinggi itu dengan<br />

segala senang hati. Tapi hari itu ia sedang murung tak dapat digembirakan dengan pujian<br />

belaka. Sambil mengeluarkan suara dihidung, ia berkata. Bagus! Kau telah bekerja baik<br />

sekali. Penjarakan orang she Souw itu dalam kamar batu di gunung belakang. Aku akan<br />

menjatuhkan hukuman belakangan.<br />

Melihat gurunya sedang marah-marah, nona Ciam tidak berani banyak bicara. Baiklah,<br />

katanya sesudah berdiam sejenak, ia bertanya. Apa para Soebo baik? Aku ingin pergi ke<br />

belakang untuk memberi hormat. (Soebo-istrinya guru)<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 513

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!