20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Untuk Boe Kie, selesainya Enghiong Tayhwee belum berarti hilangnya banyak tanda2<br />

didalam hatinya. Masih banyak hal yang belum terang baginya. Cia Soen sudah berlalu<br />

sebelum memberi keterangan. Boe Kie merasa bahwa banyak pertanyaan yang belum<br />

terjawab, mempunyai sangkut paut dengan Cie Jiak. Ia seorang mulia dan ia masih belum<br />

melupakan kecintaan dahulu. Maka itu ia menghibur diri sendiri dengan memikir, bahwa<br />

soal2 itu sebaiknya jangan diselidiki terlalu mendalam supaya nama Cie Jiak jangan jadi lebih<br />

rusak.<br />

Sesduah bersantap, ia pergi ketempat Kaypang untuk membicarakan soal2 partai pengemis<br />

denga Soe Hong Sek dan nama Tingloo. Selagi beruntun, mendengar swee poet. Tak<br />

menerobos masuk dan berkata. “Kaucoe, Boe tong siehiap datang berkunjung. Ia mengatakan,<br />

ada urusan penting yang mau dibicrakan.”<br />

Boe Kie terkejut. “Apa ada sesuatu yg terjadi atas diri Thay suhu?” tanyanya didalam hati.<br />

Buru2 ia keluar menyambut. Sesudah memberi hormat dengan berlutut, hatinya baru agak<br />

lega sebab lihat paras muka thio Siauw Koe tenang2 saja. “Apa Thay suhu baik?” tanyanya.<br />

“Tak kurang suatu apa,” jawabnya. “Di Butong san aku mendapat warta bahwa dua laksa<br />

tentara Goan sedang menuju ke Siauw Lim sie dengan maksud yang tidak baik terhadap eng<br />

hiong tayhwee. Maka itu, baru2 aku datang disini.”<br />

“<strong>Mar</strong>i kita beritahukan Hong thio,” kata Boe Kie.<br />

Mereka segera pergi keruangan bealkang dan menemui Kong boen.<br />

Sesudah berpikir sejenak, Kong Beng berkata, “Soal ini sangat besar. Kita harus berdamai<br />

dengan para orang gagah.” Ia segera memerintahkan dibunyikannya lonceng dan<br />

mengumpulkannya semua orang di Tay hiong Pothan dan mendengar laporan Thio Siong Kee<br />

semua orang terkejut dan beberapa antaranya lantas saja mengutarakan pikiran Yang berdarah<br />

panas mengusulkan supaya mereka turun gunung dan melabrak tentara musuh. Yang lebih<br />

tenang mengenakan, bahwa gerakan tentara Goan itu belun tentu ditujukan kepada Siauw Lim<br />

Sie.<br />

“Aku mengerti bahwa Mongol,” kata Thio Siong Kee. “Aku dengar dengan kuping sendiri<br />

bahwa pasukan itu benar2 mau menyerang Siauw Lim sie.”<br />

“Menurut pendapatku, tentara kerajaan menyerang karena mereka menduga bahwa<br />

berkumpulnya kita disini mempunyai tujuan untuk merusakan mereka,” kata Kong Boen.<br />

“Kita paham ilmu silat dan kita tak takut kawanan Tai coe, musuh datang harus disambut. Air<br />

datang harus dibendung. Kita tak usah takut…” Belum habis Kong boen bicara beberapa<br />

orang sudah menepuk2 tangan untuk menyatakan persetujuannya.<br />

Sesudah sambutan mereda,Kong ben selanjutnya! “Akan tetapi kita orang2 Rimba Persilatan,<br />

biasa bertempur satu melawan satu. Kita berkelahi dengan tangan kosong atau dengan senjata<br />

rahasia! Berkelahi dengan menunggang senjata panjang seperti tombak dan sebagainya, kita<br />

belum punya pengalaman. Maka itu menurut pikiran loolap, sebaiknya para neghiong bubar<br />

dan pulang kemasing2 tempatnya.”<br />

Mendengar saran itu untuk beberapa saat semua orang membungkam.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1399

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!