20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

terjadi kekalutan. Sebab mati mendadak, Yo Po Thian tidak menunjuk ahli warisnya. Dalam<br />

Mo Kauw terdapat banyak sekali orang pandai, sehingga yang pantas menjadi Kauw Coe,<br />

sedikitnya ada lima atau., namanya Wi It Siauw bergelar Ceng Ek Hong Ong.<br />

Murid-murid Go Bie saling mengawasi. Nama Ceng Ek Hok Ong Wi It Siauw belum pernah<br />

didengar mereka.<br />

Sesudah berdiam sejenak, Biat Coat berkata pula orang itu belum pernah datang ke<br />

Tionggoan. Sepak terjang orang-orang Mo Kauw aneh dan sembunyi-sembunyi sehingga<br />

walaupun kepandaiannya sangat tinggi, namanya tidak dikenal di daerah Tionggoan. Tapi Peh<br />

Bie Eng Ong In Tian Ceng dan Kim Mo Say Ong Cia Soen sudah dikenal kamu, bukan?<br />

Boe Kie terkejut sedang Cu Ji mengeluarkan seruan tertahan. Biat Coat melirik mereka<br />

dengan sorot mata tajam.<br />

Soehoe apakah kedua orang itu anggota Mo Kauw? Tanya Ceng Hie dengan suara heran.<br />

Keempat raja (ong) dari Mo Kauw adalah Cie, Peh, Kim dan Ceng (Ungu, putih, kuning<br />

emas, dan hijau) menerangkan sang guru. Peh Bie seorang raja dan Ceng Ek pun seorang raja.<br />

Ceng Ek berkedudukan paling rendah, tapi kepandaiannya sudah disaksikan. Maka itu betapa<br />

tinggi kepandaian Peh Bie dan Kim Mo dapatlah ditaksir-taksir.<br />

Karena sakit hati, Kim Mo Say Ong jadi seperti orang gila dan melakukan perbuatanperbuatan<br />

durhaka. Pada dua puluh tahun berselang, dengan mendadak ia <strong>membunuh</strong> orang<br />

tidak berdosa. Sekarang orang tidak tahu kemana dia pergi dan menjadi sebuah teka-teki<br />

dalam rimba persilatan. Mengenai In Thian Ceng, sesudah gagal dalam merebut pimpinan<br />

dalam Mo Kauw, dalam gusarnya ia mendirikan Peh Bie Kauw. Dia sakit penyakit ingin<br />

menjadi pemimpin agama. Semula kita menduga bahwa sesudah meninggalkan Mo Kauw, In<br />

Thian Ceng sudah putus hubungan dengan Kong Beng Teng. Tak dinyana, waktu menghadapi<br />

bahaya, Kong Beng Teng masih sudi meminta pertolongan Peh Bie Kauw.<br />

Mendengar itu, Boe Kie jadi bingung dan berduka. Ia tahu, bahwa sepak terjang ayah<br />

angkatnya dan kakek luarnya aneh-aneh dan sesat sehingga mereka dibenci oleh orang-orang<br />

dari partai lurus bersih. Tapi ia sama sekali belum pernah menduga bahwa kedua orang tua itu<br />

adalah Hoe Kauw Hoat Ongdari Mo Kauw.<br />

Sementara itu Biat Coat Soethay sudah melanjutkan penuturannya. Menurut perhitungan,<br />

usaha enam partai untuk membasmi Kong Beng Teng pasti akan berhasil. Biarpun semua<br />

siluman bersatu padu, kita tak usah merasa khawatir. Tapi dalam pertempuran, pihak kita<br />

tentu akan menderita juga kerusakan besar. Maka itu aku berharap supaya kamu semua<br />

mempunyai tekad yang teguh untuk berkelahi mati-matian. Sedikitpun kamu tidak boleh<br />

mempunyai rasa takut, sehingga waktu menghadapi musuh, kamu menurunkan keangkeran<br />

Go Bie Pay.<br />

Semua murid Go Bie lantas saja bangun berdiri dan membungkuk, sebagai tanda bahwa<br />

mereka berjanji akan mamenuhi harapan sang guru.<br />

Tinggi rendahnya ilmu silat seseorang tergantung kepada bakatnya dan segala apa tidak dapat<br />

dipaksakan, kata Biat Coat. Bahwa sebelum bertempur Ceng Hian sudah binasa dalam<br />

tangannya siluman itu, tidak boleh ditertawai oleh kamu. Apakah tujuannya belajar ilmu silat?<br />

Tujuannya adalah untuk membasmi yang jahat dan menolong yang lemah. Bukankah begitu?<br />

Sekarang enam buah partai besar, yaitu Siauw Lim, Bu Tong, Go Bie, Kun Lun, Khong Tong,<br />

dan Hwa San, berusaha untuk memupus Mo Kauw. Apa kita akan hidup atau mati, sudah<br />

tidak dihiraukan lagi oleh Go Bie Pay. Ceng Hian berangkat paling dulu. Mungkin sekali<br />

korban kedua adalah gurumu sendiri..<br />

Semua murid Go Bie membungkuk. Di bawah sorotan sinar rembulan yang remang-remang<br />

muka setiap orang kelihatan pucat pasi.<br />

Biat Coat menghela napas dan kemudian berkata lagi dalam dunia ini siapakah bisa hidup<br />

abadi? Manusia mana yang bisa hidup terus menerus? Apa yang diharapkan ialah biarlah<br />

sesudah mati, kita masih mempunyai turunan, anak cucu kita masih hidup terus. Maka itu,<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 644

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!