20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tersebut. Tapi, karena adanya berbagai kesukaran, pada waktu itu sang guru belum berhasil<br />

mencapai maksudnya. Sekarang Coei San dapat melihat kelihayan Sin boen Sip sam kiam.<br />

Melihat gelagat tidak baik, wanita itu berseru "Angin keras! Mundur!" Semua kawannya<br />

tantas saja kabur lintang pukang, beberapa antaranya malah tidak keburu menunggang kuda.<br />

Sementara itu, Coei San sudah membuka jalanan darah Coan Kian Lam yang tertotok. Ia<br />

menjemput kedua Poan koan pit pecundangnya dan menyelipkannya dipinggang si kakek.<br />

Dengan kemalu maluan, si tua buru-buru berlalu.<br />

Sesudah memasukkan pedang kedalam sarung sambil mencekal tangan kakak<br />

seperguruannya, Lie Heng berkata: "Ngoko, aku sungguh menderita dalam memikiri<br />

nasibmu!"<br />

Sang kakak tertawa. "Liok tee, kau sudah besar sekali," katanya. Waktu mereka berpisahan,<br />

In Lie Heng baru berusia delapan belas tahun. Selang sepuluh tahun. adik yang tadinya kurus<br />

kecil itu sudah berubah menjadi pemuda jangkung yang tampan parasnya.<br />

Sambil menuntun tangan Lie Heng, Coei San mengajak adik itu menemui isterinya. So So<br />

yang tengah menderita sakit yang tidak enteng manggut manggutkan kepala seraya<br />

bersenyum, "Lioktee!" katanya dengan suara perlahan.<br />

"Bagus!" kata Lie Hang. "Ngoso juga she In. Aku bukan saja mendapat enso, tapi juga<br />

memperoleh kakak."<br />

"Jieko sungguh lihay," kata Coei San. "Aku tak mimpi kau bersembunyi dipohon, tapi ia<br />

sudah mengetahuinya."<br />

Lie Heng lantas saja menuturkan cara bagaimana ia bisa datang kesitu untuk menyambut<br />

kakaknya. Ternyata, pada waktu Siehiap Thio Siong Kee turun gunung untuk membeli barang<br />

guna perayaan ulang tahun gurunya, ia telah bertemu dengan dua orang Kangouw yang<br />

sikapnya sangat mencurigakan.<br />

la curiga lalu menguntit mereka. Dengan mendengari pembicaraan mereka, ia tahu, bahwa<br />

Coei San sudah pulang dan sudah mempersatukan diri dengan Lian Cioe. Disamping itu, ia<br />

juga tahu, bahwa Sam kang-pang dan Ngo hong to ingin mencegat kedua saudara itu untuk<br />

menanyakan tempat sembunyinya Cia Soen.<br />

Cepat-cepat ia pulang ke Boe tong san, tapi di tempat gurunya ia hanya bertemu dengan In<br />

Lie Heng seorang. Mereka segera turun gunung untuk menyambut kedua saudara itu.<br />

Sedikitpun mereka tidak merasa kuatir. Mereka menganggap, bahwa orang dari partai-partai<br />

kecil tidak akan bisa berbuat banyak terhadap Lian Cioe dan Coei San. Tapi karena mereka<br />

ingin sekali bertemu dengan Coei San selekas mungkin, maka mereka berjalan dengan<br />

secepat-cepatnya, mereka tak tahu tentang terlukanya Lian Cioe, sebab kedua orang kangouw<br />

itu sama sekali tidak membicarakannya.<br />

Ditengah perjalanan Siong Kee mengusir orang pandai dari Ngo hong to, sedang tugas<br />

menghajar orang orang Sam kang pang diserahkan kepada In Lie Heng.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 312

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!