20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ayahnya sendiri. Ia bisa mendustai orang lain, tapi tak mungkin mengelabui tuan muda itu.<br />

Kalau ia turun, hampir boleh dipastikan rahasianya terbuka dan begitu lekas topengnya<br />

tercopot, ia pasti akan dikepung. Satu Ho Pit Ong saja sudah sukar dilayani, apalagi begitu<br />

banyak orang? Selain begitu, tokoh-tokoh keenam paratai juga sukar bisa ditolong lagi.<br />

Sesudah memikir beberapa saat, ia lantas saja berteriak, “Siauw Ong Ya, Ho Pit Ong sangat<br />

membenci aku, sebab aku sudah membekuk soehengnya. Kalau aku turun, dia tentu akan<br />

<strong>membunuh</strong>ku.<br />

“Kau turunlah, aku tanggung Ho Sianseng tidak akan menyerang kau, kata Ong Po Po.<br />

Hoan Yauw menggeleng-gelengkan kepalanya. “Disini lebih selamat, katanya. “Siauw Ong<br />

Ya, selama hidup Kouw Touwtoo tidak pernah bicara. Hari ini karena terpaksa, aku membuka<br />

mulut untuk membalas budi Ong Ya yang sangat besar dan untuk memperhatikan<br />

kesetiaanku. Kalau kau tidak percaya, lebih baik aku melompat dari sini dan membenturkan<br />

kepala di tanah supaya Siauw Ong Ya bisa membuktikan kesetiaanku.<br />

Mendengar perkataan yang mencurigakan itu, Ong Po Po segera dapat menebak, bahwa si<br />

pendeta sedang menjalankan siasat mengulur waktu, “Ali Cong Koan, bisiknya. “Kurasa ia<br />

sedang menjalankan tipu dan mencoba untuk mengulur waktu. Apa kau tahu, siapa lagi yang<br />

ditunggu olehnya?<br />

“siauwjin tak tahu. Jawabnya.<br />

“Siauw Ong Ya, penjahat itu telah merampas obat pemunah dari tangan soehengku, kata Ho<br />

Pit Ong. “Ia mau menolong kaum pemberontak yang ditahan di menara.<br />

Ong Po Po lantas saja tersadar. “Kouw Touwtoo! teriaknya, “aku tahu kau sangat berjasa,<br />

turunlah! Aku akan memberi hadiah besar untukmu.<br />

“Siauw Ong Ya,aku tidak bisa jalan. “aku kena ditendang Lok Thung Kek dan kedua tulang<br />

betisku patah. Tunggulah sebentar, aku akan mengerahkan lweekang untuk mengobati lukaku.<br />

Begitu lekas aku bisa berjalan, aku pasti akan segera turun.<br />

“Ali Cong Koan! bentak pangeran itu. “Kirim seseorang naik ke atas untuk memapah Kouw<br />

Tay soe.<br />

“Tidak bisa! teriak Hoan Yauw. “Kalau badanku bergerak, kedua kakiku tak akan bisa<br />

digunakan lagi.<br />

Sekarang Ong Po Po tidak bersangsi lagi. Ia menarik kesimpulan, bahwa pendeta itu seorang<br />

musuh yang berselimut. Sesudah Han Kie dan Lok Thung Kek berada dalam satu kasuran.<br />

Andaikata mereka tidak main gila, ayahnya tentu tak akan menerima selir itu. Maka itu, ia<br />

lantas saja berkata dengan suara perlahan, “Ali Cong Koan, bakar menara itu dan siapkan<br />

sepasukan pemanah. Binasakan setiap orang yang melompat turun.<br />

Ali Chewa membungkuk dan segera menjalankan perintah itu. Dalam sekejab, menara itu<br />

sudah dikurung oleh para boesoe yang bersenjata gendewa dan anak panah, sedang sejumlah<br />

boesoe lainnya mengambil rumput kering, kayu serta bahan api.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 995

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!