20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ketiga pendeta itu mendapat kenyaataan, bahwa tiga orang bersenjata pedang dan yang lain<br />

menggunakan macam-macam senjata. Mereka semua berkepandaian tinggi dan dilain detik,<br />

mereka sudah bertempur hebat dengan ketiga tetua Siauw lim. Sesudah memperhatikan<br />

sesaat, ia lihat, bahwa ketiga orang yang bersenjata pedang memiliki ilmu silat yang<br />

bersamaan dengan ilmu Cenghay Sam kiam yang sudah binasa dalam tangan pendeta Siauw<br />

lim. Ia lantas saja menarik kesimpulan, bahwa ketiga orang itu tetua dari Ceng hay pay.<br />

Mereka bertiga mengepung Touw ok. Tiga orang lain mengerubuti Touw ciat. Sisanya, dua<br />

orang, menyerang Touw lan. Meskipun hanya dikerubuti dua orang, sesudah bertempur<br />

kurang lebih dua puluh jurus, Touw lan mulai jatuh dibawah angin sebab dua orang itu<br />

berkepandaian tinggi dari lain-lain kawannya. Dalam tiga rombongan, pendeta yang berada di<br />

atas angin adalah Touw ok.<br />

Sesudah bertempur belasan jurus lagi, Touw ok mendapat kenyataan, bahwa Touw-lan<br />

terdesak. Ia mengedut tambangnya yang lantas saja menyambar lawannya Touw lan. Mereka<br />

bertubuh jangkung, berjenggot hitam dan meskipun sudah berusia lanjut, gerakannya masih<br />

sangat gesit. Yang satu bersenjata poan-koan pit (senjata yang berbentuk pena Tiong-hoa),<br />

yang lain memegang pah hiat-koat ("pacul" untuk menotok jalan darah). Kedua senjata itu<br />

untuk menotok "hiat". Touw ok dan Touw lan tahu, bahwa mereka bukan lawan enteng.<br />

Ketika itu, mereka masih berada dalam jarak beberapa tombak, tapi sambaran angin senjata<br />

mereka sudah dapat dirasakan. Kalau mereka bisa merangsek lebih dekat, serangan kedua<br />

senjata pendek itu akan lebih berbahaya.<br />

Sementara itu, ketiga jago Ceng hay pay mulai menyerang lagi dengan hebatnya, sekarang<br />

Touw ciat melawan tiga orang, sedang Touw ok dan Touw lan melayani lima lawan. Untuk<br />

sementara waktu, keadaan berimbang dan kedua belah pihak dapat mempertahankan diri.<br />

Boe Kie heran. "Ilmu silat kedelapan orang itu rata-rata bisa melayani Ceng ok Hok-ong,”<br />

pikirnya. "Mereka kelihatannya lebih unggul daripada Ho Thay Ciong dan hanya setingkat<br />

lebih rendah dari Biat coat Soethay. Tapi kecuali tiga anggauta Ceng hay pay, yang lain aku<br />

tak kenal. Dari sini bisa dilihat, bahwa dalam dunia yang lebar ini, bagaikan harimau yang<br />

mendekam di rumput-rumput tinggi, bersembunyi banyak orang gagah yang namanya tidak<br />

dikenal.”<br />

Sesudah bertanding kira-kira seratus jurus, tambang ketiga pendeta itu menjadi lebih pendek.<br />

Dengan lebih pendeknya tambang itu, mereka bisa menghemat te<strong>naga</strong>. Tapi dilain pihak<br />

kelincahan tambang dalam serangan juga agak berkurang. Sesudah lewat beberapa puluh<br />

jurus lagi, tambang-tambang itu jadi makin pendek.<br />

Kedua kakek jenggot hitam menyerang sehehat-hebatnya dalam usaha untuk mendekati ketiga<br />

pendeta itu. Tapi sesudah menjadi pendek, garis pembelaan tambang lebih rapat dan padat.<br />

Ketiga tambang itu membuat sebuah lingkaran yang terisi dengan te<strong>naga</strong> memukul yang<br />

sangat dahsyat. Kedua kakek berjenggot berulang-ulang menerjang, tapi mereka selalu<br />

terpukul mundur.<br />

Sambil bertempur, ketiga pendeta itu mengeluh di dalam hati. Mereka bukan takut kena<br />

dikalahkan. Asal mereka menarik tambang-tambang itu sampai panjangnya delapan kaki,<br />

maka akan bisa membuat garis Kim kong Hok mo co an.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1306

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!