20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

==========================<br />

HARI itu adalah hari ulang tahun kesembilan puluh dari Couw-soe Boe-tong-pay Thio Sam<br />

Hong. Sedari pagi sekali, Giak-hie-kiong sudah diliputi dengan suasana bersuka ria. Dengan<br />

bergiliran, ke-6 muridnya memberi selamat panjang umur dan berlutut. Hanya sayang diantara<br />

7 murid itu masih kurang seorang. Menurut perhitungan, sesudah menjalankan tugas<br />

<strong>membunuh</strong> seorang penjahat besar di Tiongkok Selatan. siang2 Jie Thay Giam sudah harus<br />

kembali. Tapi ditunggu sampai tengah hari, ia belum juga kelihatan mata hidungnya. "Semua<br />

orang dibawah_gunung," kata Thio Coei San.<br />

Tapi begitu pergi, Thio Coei San pun tak ada kabar ceritanya. Dengan menunggang kuda<br />

istimewi, andaikata ia pergi sampai di Lao ho kouw, iapun sudah mesti pulang lebih siang,<br />

tapi ditunggu hingga Yoe sie dari jam 5 sore sampai tujuh malam, ia belum juga kelihatan<br />

bayangan bayangannya.<br />

Di ruang tengah, meja perjamuan sudah di atur rapih, sedang lilin merah sudah habis<br />

separuhnya. Semua orang mulai bingung. Murid keenam In Lie Heng dan murid ke7 Boh<br />

Seng Kok sudah keluar masuk puluhan kali, sedang saudaranya yang lainpun tak kurang<br />

bingungnya. Sebagai seorang yang ilmu kebatinannya sudah sangat tinggi, Thio Sam Hong<br />

tetap t nang. Tapi ia yakin, bahwa belum pulangnya kedua murid itu mesti disebabkan oleh<br />

kejadian sangat luar biasa. Ia kenal baik watak mereka. Jie Thay Giam sangat ber-hati2 dan<br />

boleh diandalkan untuk memegang pekerjaan penting sedang Thio Coei San seorang pemuda<br />

yang cerdas dan selalu bisa bertindak dengan mengimbangi jelatatan.<br />

Serasa mengawasi lilin yang semakin pendek Song Wan Kiauw berkata sambil tertawa "Soe<br />

hoe, Jie Samtee dan Thio Ngotee tentulah juga bertemu dengan urusan ganjil dan mereka lalu<br />

menggulung tangan baju untuk mencampurinya, Soehoe selamanya menganjurkan kami untuk<br />

melakukan perbuatan mulia dan hari ini, hari ulang tahun Soehoe, kedua soetee menolong<br />

sesama manusia sebagai hadiah ulang tahun."<br />

Thio Sam Hong mengurut jenggotnya."Hm pada hari ulang tahunku yang kedelapanpuluh kau<br />

telah menolong seorang janda yang mem buang diri kedalam sumur" katanya seraya tertawa,<br />

"perbuatanmu itu memang harus dipuji akan tetapi jika dalam sepuluh tahun baru menolong<br />

orang satu kali mereka yang perlu di tolong sungguh harus menunggu dengan sangat tidak<br />

sabaran". Mendengar perkataan guru mereka lima murid itu lantas saja tertawa geli, tapi<br />

adatnya sangat terbuka dan sering sekali ia berguyon dengan murid2nya "paling sedikit<br />

Soehoe akan bisa hidup dua ratus tahun kata", Thio Siong Kee murid keempat sambil<br />

bersenyum "jika setiap sepuluh tahun kami melakukan sesuatu perbuatan baik ditambah<br />

jumlah nya tidak sedikit."<br />

Boh Seng Kek murid ketujuh tertawa nyaring "hanya mungkin sekali kita tak bisa makan<br />

umur begitu panjang" katanya.<br />

Baru saja perkataan itu habis diucapkan, Song Wan Kiauw dan Jie Liam Cioe, murid ke dua<br />

se konyong2 melompat keluar seraya ber teriak:" Apa Samtee!"<br />

"Benar" jawab Thio Coei San dengan suara parau dilain saat dengan kedua tangan pakaian<br />

berlepotan darah dan penuh keringat ia bertindak masuk dengan tindakan limbung dan lalu<br />

berlutut dihadapan Thio Sam Hong. "Soe hoe...." katanya "Jie Samko.,..telah dibokong<br />

orang!"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 104

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!