20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

telah kena ditotok dengan It im cie, sehingga ia menggigil dan mundur setindak dengan<br />

terhuyung.<br />

Tapi badan pemuda itu penuh dengan Kioe yang Cin khie dan hawa tersebut menerobos<br />

masuk ke dalam tubuh Goan tin dari jari tangannya. Hampir berbareng dengan terhuyungnya<br />

Boe Kie, yang (panas) dari Kioe yang Sin kang bertempur dengan hawa im (dingin) dalam<br />

tubuhnya Goan tin. Biarpun lihay si pendeta yang telah terluka, mana bisa melawan Kioe<br />

yang cin khie? Ia bergidik dan merasa seantero te<strong>naga</strong> dalamnya membuyar. Hatinya<br />

mencelos. Ia tahu, bahwa ia tengah menghadapi kebinasaan. Buru2 ia memutar badan lalu<br />

kabur.Seng koen! teriak Boe Kie dengan gusar.<br />

Tinggalkan jiwamu disini! sesaat itu Goan tin sudah lari masuk meninggalkan pintu. Boe Kie<br />

melompat untuk mengejar, tapi, Bruk!, ia menubruk pinggir pintu, pipinya yang terbentur<br />

dirasa sakit sekali.<br />

Mengapa begitu?<br />

Sesudah berhasil didalam Kioe yang Sin kang, setiap gerakan Boe Kie berlipat kali lebih<br />

besar te<strong>naga</strong>nya daripada biasanya. Maka itu, waktu melompat, jarak lompatan itu jauh luar<br />

biasa, sehingga ia kehilangan keseimbangan dan menubruk pintu. Ia tak tahu mengapa ia bisa<br />

melompat begitu jauh. Tapi ia tak bisa memikir panjang2 dan lalu turut masuk kedalam pintu<br />

samping itu.<br />

Ia sekarang berada dalam ruangan kecil. Dalam tekadnya untuk membalas sakit hati ayah<br />

angkatnya, tanpa menghiraukan kemungkinan dibokong, ia mengubar terus.<br />

Setelah melalui ruangan itu, ia tiba dalam sebuah halaman terbuka.<br />

Ia mengendus bau wangi, wanginya bunga yang ditanam di halaman itu.<br />

Tiba2 ia lihat sinar lampu yang keluar dari sebuah kamar disebelah barat. Ioa memburu ke<br />

kamar itu dan menolak pintu. Satu bayangan abu2 berkelebat, Goan tin menyingkap sebuah<br />

tirai sulam dan masuk kedalamnya, Boe Kie mengejar iapun menyingkap tirai itu dan ikut<br />

masuk. Tapi orang yang dikejar tidak terlihat batang hidungnya. Ia mengawasi<br />

keseputarannya dan ia heran, sebab ia ternyata berada dalam kamarnya seorang gadis dari<br />

keluarga hartawan. Dipinggir dinding terdapat tempat untuk berhias dan diatas meja berhias<br />

berdiri sebuah ciaktay dengan lilinnya yang memancarkan sinar terang dalam kamar itu.<br />

Dalam pandangan sekilas mata, ia merasa bahwa kamar itu lebih indah daripada kamarnya<br />

Cioe Kioe tin. Diseberang meka hias terdapat sebuah ranjang tertutup oleh tirai, sedang<br />

disepan ranjang terlihat sepasang kasur sulam, sebagai tanda, bahwa seorang wanita sedang<br />

tidur diranjang itu.<br />

Boe Kie berdiri dengan penuh rasa heran.<br />

Kamar itu hanya dengan sebuah pintu, dan semua jendela tertutup rapat. Barusan, terang2an<br />

lihat Goan tin masuk, tapi pendeta itu tidak terlihat bayang2nya lagi! Apakah ia sembunyi<br />

dalam ranjang? Apakah yang harus diperbuat olehnya? Apakah ia boleh menyingkap tirai<br />

ranjang itu?<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 716

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!