20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

hari ini dia masih merupakan organisasi yang sangat besar pengaruhnya. Mendengar<br />

kedatangannya banyak orang gagah segera bangun berdiri sebagai tanda penghormatan.<br />

Rombongan dilalui oleh dua pengemis tua. Boe Kie mengenali bahwa mereka adalah Coan<br />

kang dan Cie hoat Tiangloo. Dibelakang mereka berjalan seorang anak perempuan yang<br />

berusia kira-kira dua belas atau tiga belas tahun. Anak itu jelek romannya, hidungnya dongak<br />

dan mulutnya terlihat dua gigi yang sangat besar. Dia bukan lain dari pada Soe Hong Sek,<br />

putri Soe Hwe Liong. Dia berjalan dengan memegang sebatang tongkat bamboo warna hijau<br />

yaitu tongkat Tah kauw pang (tongkat untuk memukul anjing tanda kekuasaan dari seorang<br />

pangcoe). Dibelakang Soe Hong Sek mengikuti Ciang pang Liong tauw, Cian poen Liong<br />

tauw murid delapan karung, tujuh karung dan enam karung. Ternyata untuk menghadiri Eng<br />

hiong Tay hwee murid Kay pang yang paling rendah tingkatannya adalah murid enam karung.<br />

Melihat yang membawa Tah kauw pang seorang anak-anak, Kong tie ragu. Apa anak itu yang<br />

menjadi pangcoe? Karena rasa ragunya ia berkata, “Siauw lim sie menyambut orang gagah<br />

dari Kay pang.”<br />

“Karena Soe Hwee Liong Pangcoe telah berpulang ke alam baka, maka atas persetujuan para<br />

Tiangloo, kami mengangkat putrid Soe pangcoe, Soe Hong Sek kauwnio sebagai pangcoe<br />

baru,” kata Coan kang Tiangloo seraya menunjuk Soe Hong Sek.<br />

Kong tie terkejut. Kauwcoe dari Beng kauw sudah sangat muda tapi pangcoe Kay pang lebih<br />

muda lagi bahkan seorang anak-anak. Sesuai dengan tata kehormatan ia segera menangkup<br />

kedua tangannya dan berkata, “Kong tie murid Siauw lim menghadap Soe pangcoe.”<br />

Nona Soe membalas hormat.<br />

“Karena pangcoe kami masih sangat muda maka segala urusan perkumpulan diurus olehku<br />

dan Cin hoat Tiangloo berdua,” kata Coan kang. “Kong tie Seng ceng adalah cian pwee yang<br />

berkedudukan tinggi dan kami berani menerima kehormatan yang begitu besar.”<br />

Sesudah kedua pemimpin itu saling merendahkan diri, para pengemis diantar ke gubuk dan<br />

mengambil tempat duduk mereka.<br />

Boe Kie menyadari bahwa semua pengemis mengenakan pakaian berkabung dan pada paras<br />

mereka terlihat paras berduka dan gusar. Ia lihat sejumlah karung yang dibawa mereka<br />

bergerak-gerak sebagai tanda bahwa didalamnya berisi sesuatu. Boe Kie segera menebak<br />

bahwa kedatangan mereka mempunyai maksud tertentu. Ia girang dan berbisik kepada Yo<br />

Siauw, “Kita mendapat bantuan!”<br />

Dengan diantar oleh Coan kang dan Cie hoat Tiangloo, Ciang pang dan Ciang poen Liong<br />

tow Soe Hong Sek pergi ke tempat rombongan Beng kauw, sambil menyoja Coan kang<br />

berkata, “Thio Kauwcoe, tertangkapnya Kim mo Say ong ada sangkut paut dengan rapat<br />

perkumpulan kami. Maka itu, biarpun hari ini harus melepaskan jiwa kami bertekad untuk<br />

pertama, melindungi Cia hoat ong supaya kami bisa membalas budi Thio Kauwcoe dan<br />

menebus dosa dan kedua, supaya bisa membalas sakit hatinya mendiang Soe pangcoe, seluruh<br />

barisan Kay pang akan dengar semua perintahmu.”<br />

Cepat-cepat Boe Kie balas menghormat dan berkata, “Tidak berani aku memerintah kalian!”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1332

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!