20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untuk menolong sesame manusia sehingga dia dihormati oleh semua kalangan dalam Rimba<br />

Persilatan. Belakangan Oey Pangcoe (Oey Yong) dan Yehlu Pangcoe juga merupakan<br />

pemimpin-pemimpin yang sangat baik. Di luar dugaan selama beberapa puluh tahun, Kay<br />

pang banyak berubah. Soe Hwee Liong, Pangcoe yang sekarang belum pernah muncul dalam<br />

kalangan Kang ouw. Dengan membawa sembilan karung, kedua orang itu berkedudukan<br />

sangat tinggi hanya di bawah Pangcoe sendiri. “Apakah mereka yang menyuruh orang datang<br />

di Leng coa to untuk merampas To liong to?” tanya Boe Kie di dalam hati.<br />

Sejak beberapa puluh tahun yang lampau yaitu dari Seng hwee leng dirampas oleh Kay pang,<br />

hubungan Beng-kauw dan Partai Pengemis bagaikan air dan api. Dalam usaha untuk merebut<br />

kembali tanda kekuasaan agama itu, beberapa kali orang Beng-kauw bertempur hebat dengan<br />

orang-orang Kay pang. Sebab Beng-kauw dipandang sebagai agama sesat, maka dalam setiap<br />

pertempuran banyak orang Rimba Persilatan membantu Kay pang dan Beng-kauw selalu<br />

menderita kekalahan.<br />

Sekarang biarpun Tio liong to dan Ie thian kiam dicuri Tio Beng, untung juga keenam Seng<br />

hwee leng tidak turut dicuri. Mungkin sekali karena takut terhadap kepandaian Boe Kie yang<br />

sangat tinggi maka Tio Beng tidak berani merogoh saku pemuda itu. Melihat jumlah orang<br />

Kay pang yang sangat besar, Boe Kie tidak berani memandang rendah. Ia segera merogoh<br />

saku untuk memastikan bahwa Seng hwee leng masih berada di dalamnya.<br />

Kedua Tiang-loo sembilan karung itu segera duduk pada sebuah meja besar yang terletak di<br />

tengah-tengah. Tiang-loo yang bermuka seperti Cioe Cong lalu mengeluarkan sebatang<br />

tongkat bambu yang panjangnya kira-kira empat kaki dalam karung dan menaruhnya di atas<br />

meja. Sebagian murid-murid Kay pang segera berlutut. “Murid-murid Ouw-ie-pay menghadap<br />

Ciang-pang Liong-tauw!” seru dia (Ciang-pang Liong-tauw – Pemimpin yang memegang<br />

tongkat kekuasaan).<br />

Sebab Kay pang musuh Beng-kauw maka sesudah menjadi Kauwcoe, Boe Kie lalu mencari<br />

tahu seluk-beluk partai pengemis. Ia tahu bahwa sejak dulu Kay pang terbagi dalam dua<br />

golongan, yaitu golongan Ouw-ie-pay (Golongan baju kotor) dan Ceng-ie-pay (Golongan baju<br />

bersih). Melihat semua pengemis yang berlutut berpakaian kusam, ia mengerti bahwa Ciangpang<br />

Liong-tauw adalah pemimpin Ouw-ie-pay.<br />

Sesaat kemudian, Tiong-loo yang seperti sioecay mengeluarkan sebuah mangkok yang<br />

mulutnya somplak dari dalam karung dan menaruhnya di atas meja. Sisa pengemis yang<br />

mengenakan pakaian bersih segera saja menekuk lutut. “Murid-murid Ceng-ie-pay<br />

menghadap Ciang-poen!” teriak mereka (Ciang-poen Liong-tauw – Pemimpin yang<br />

memegang mangkok kekuasaan).<br />

Kedua pemimpin itu mengangkat tangan mereka dan berkata, “Duduklah!” Semua pengemis<br />

bangkit dan duduk di kursi masing-masing.<br />

Boe Kie baru menarik napas lega. Menyambut kedua Tiang-loo itu dengan berdiri masih tidak<br />

apa-apa. Tapi sebagai Kauwcoe dari Beng-kauw, biar bagaimanapun juga ia tidak boleh<br />

berlutut di hadapan pemimpin Kay pang. Untung juga karena mereka duduk di sudut yang<br />

paling jauh dan mata kedua Tiang-loo it uterus mengawasi langit-langit tanpa memperhatikan<br />

orang-orang yang berlutut, maka tak ada orang yang lihat bahwa Cia Soen bertiga tidak ikut<br />

berlutut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1134

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!