20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

tidak ambil peduli. Ia telah berpikir. "Aku telah dapat mempelajari ilmu tabib dari Ouw<br />

Sinshe, maka itu akupun boleh mempelajari ilmunya, melihat kematian tidak menolong."<br />

Malam telah tiba. Malam itu sunyi sekali. Didalam rumah gubuk itu tidak terdengar suara apa<br />

apa lagi kecuali suara Boe Me membalik balik halaman bukunya serta suara bernapas keras<br />

dari mereka yang terluka. Justeru suasana sedang sunyi sunyinya itu, dari luar gubuk<br />

terdengar tindakan kaki dari dua orang.<br />

Boe Kie heran. Ia lantas_mengangkat kepalanya. Ia memasang kuping. Tindakan tadi<br />

perlahan, selagi mendekati, semakin perlahan terdengarnya. Terang orang lagi<br />

menghampirkan kerumah gubuk.<br />

Tak lama, atau lantas terdengar suara yang halus tetapi terang. "Ibu, disana ada sinar api di<br />

dalam rumah. Kita sudah sampai!"<br />

Didengar dari suaranya itu, orang itu mestinya seorang anak kecil.<br />

"Anak, kau capai atau tidak?" lalu terdengar suara lain, lebih keras tetapi toh dari seorang<br />

wanita juga.<br />

"Aku tidak capai." sahut si anak barusan. "Ibu jikalau tabib sudah mengobati kau, kau<br />

tentunya tidak sakit lagi."<br />

Si wanita terdengar menjawab. "Ya... Tapi entahlah dia suka menolong atau tidak!"<br />

Hati Boe Kie tergerak.<br />

"Ah, rasanya aku kenal baik suara ini ..." pikirnya. "Rupanya dia Nona Kie Siauw Hoe."<br />

"Pasti tabib akan mengobati ibu," kata pula si anak perempuan. "Jangan kuatir. Apakah nyeri<br />

ibu sudah mendingan?"<br />

"Sedikit mendingan?" menyahut si nyonya yang dipanggil ibu itu. "Ah, anak yang<br />

bersengsara......"<br />

Mendengar pula suara orang itu, Boe Kie tak sangsi lagi. Ia lantas lompat keambang pintu.<br />

"Toh Kie Kouwkouw disana", ia menanya "Apakah kaupun terluka?"<br />

Lalu dibawah terangnya sang Puteri Malam ia melihat seorang wanita yang sebelah tangannya<br />

menuntun seorang nona kecil, seorang anak perempuan juga. Wanita itu yang dipanggil<br />

Kouwkouw, atau bibi, benarlah Kie Siauw Hoe adanya. Akan tetapi Siauw Hoe tidak<br />

mengenalinya sebab ketika diatas gunung Boe tong san mereka bertemu, Boe Kie baru<br />

berumur sepuluh tahun, dan sekarang, sang waktu sudah lewat lima tahun.<br />

"Kau... kau... " tanyanya heran.<br />

"Kouwkouw, kau telah tidak mengenali aku, bukan?" kata Boe Kie, "Aku Thio Boe Kie.<br />

Ketika dulu hari di Boe tong san ayah dan ibuku <strong>membunuh</strong> diri, aku melihat kau."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 445

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!