20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Kecuali Bek Siauw pangcoe, semua tetamu sudah tiba," kata Pek Kwie Sioe. "Kita tak usah<br />

menunggu ia. Sekarang kalian boleh jalan-jalan di pulau ini secara bebas dan sebentar tengah<br />

hari, harap kalian suka datang dilembah untuk minum arak dan melihat golok mustikaku."<br />

Siang Kim Pang tertawa. "Perahu Bek Siauw pangcoe mendapat kerusakan dan atas<br />

permintaan Thio Siangkong, mereka telah ditolong," ia menerangkan. "Sekarang Siauw<br />

pangcoe itu berada dalam perahuku. Sebentar kita boleh mengundangnya untuk menghadiri<br />

pertemuan"<br />

Biarpua kedua Tan coe itu bersikap sangat hormat dan walaupun In So So memperlihatkan<br />

kecintaannya, Coei San sudah mengambil keputusan untuk menjauhkan diri. Maka itu, ia<br />

segera berkata: "Siauwtee ingin jalan-jalan sendiri," tanpa menunggu jawaban, ia segera<br />

berjalan kearah sebuah hutan di sebelah timur.<br />

Kecuali bukit-bukit dan hutan-hutan kecil. di Pulau itu tidak ada pemandangan yang berharga.<br />

Disebelah tenggara terdapat sebuah pelabuhan di mana berlabuh belasan perahu, yaitu perahuperahu<br />

para tetamu. Sambil menunduk Coei San berjalan disepanjang pantai dan sembari<br />

berjalan ia mengasah otak. Ia merasa sangat tidak puas dengan kekejaman dan sepak terjang<br />

In So So, tapi sungguh heran, hatinya seperti juga dibetot betot dan tak dapat melupakan nona<br />

yaag cantik itu.<br />

"Tak dapat disangkal lagi, In kauwnio mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam Peh<br />

bie kauw," pikirnya. "Pek Tancoe dan Siang Tancoe menghormatinya seperti juga ia seorang<br />

puteri. Tapi sudah terang ia bukan Kauw coe. Siapa dia?"<br />

Dilain saat, ia berkata pula didalam hatinya: "Dalam pertemuan ini yang dihimpunkan oleh<br />

Peh bie kauw, partai-partai lain telah mengirim wakil-wakilnya yang paling jempolan. Tapi<br />

Peh bie kauw sendiri hanya mengutus seorang Tan coe, seolan-olah mereka tidak memandang<br />

sebelah mata kepada pihak lawan. Dari gerakan-gerakannya, kepandaian Pek Tancoe berada<br />

di sebelah atas Siang Tancoe. Dilihat begini, Peh bie kauw sungguh-sungguh tidak boleh<br />

dipandang enteng. Biarlah hari ini aku menyelidiki asal usul mereka, Mungkin sekali di<br />

kemudian hari Boe tong Cit hiap akan bertempur mati-matian dengan mereka." Selagi<br />

memikir begitu, tiba tiba ia dengar suara beradunya senjata di luar hutan.<br />

Ia heran dan lalu menuju kearah suara itu.<br />

Jauh-jauh ia lihat Ko Cek Seng dan Chio Tauw sedang berlatih pedang dengan ditonton oleh<br />

In So So. "Soehoe sering mengatakan, bahwa kiam sut (ilmu pedang) Koen loen pay lihay<br />

bukan main dan diwaktu masih muda, beliau pernah bertempur dengan seorang pentolan<br />

Koen loan pay yang ber gelar Kiam Seng (Nabi pedang)," pikirnya: "Kesempatan untuk<br />

menyaksikan ilmu pedang itu sebenar-benarnya tidak boleh disia-siakan. Akan tetapi,<br />

menurut peraturan Rimba persilatan, jika orang sedang berlatih silat, orang tidak boleh<br />

mencuri lihat." Sebagai murid dari sebuah rumah perguruan yang terhormat, Coei San<br />

sungkan melanggar peraturan itu, sehingga oleh karenanya, biarpun didalam hati ia sangat<br />

kepingin menonton, tetapi sesudah melihat beberapa kali, ia segera memutar badan dan<br />

berjalan pergi.<br />

Diluar dugaan, baru satu dua tindak, ia telah dilihat In So So yang sambil menggapai-gapai,<br />

lantas saja berteriak : "Thio Ngoko, kemari!"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!