20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Sesudah aku melepaskan Tan Yoe Lang aku bakal terus disetaroni musuh," jawabnya.<br />

"Entah berapa banyak musuh2ku akan dtg kesini untuk mencari aku. Keadaan kim mo say<br />

ong tidak seperti dahulu. Kecuali to liong to aku tak punya lain pembantu. Huh huh!..." Tiba2<br />

ia tertawa dining. "Han Hoejin, waktu lima musuh mengepung aku, orang gagah dari Kie<br />

keng pang telah menyediakan tujuh butir batu. Apakah aku tidak boleh merasa curiga juga?<br />

Huh huh. rupa2nya kau mengharap supaya aku binasa didalam tangannya orang2 Kaypang.<br />

Sesudah aku mampus dengan mudah kau bisa merampas golokku. Mata Cia Soen buta, tapi<br />

hatinya tidak buta. Han Hoe jin aku mau tanya, kedatangan Cia Soen ke leng coa to dan<br />

senjata2 yg dipakai dirahasiakan. Mengapa rahasia itu bocor? Mengapa orang2 kaypang<br />

sampai menyateroni aku disini?<br />

"Hal itu justru diselidiki olehku."<br />

Cia Soen tersenyum getir dan lalu memasukkan to liong to kedalam jubahnya. "Jika kau tak<br />

mau menyelidiki anakku Boe Kie, akupun tidak bisa memaksa," katanya. "Jalan satu2nya bagi<br />

Cia Soen ialah masuk pula dalam dunia Kang Ouw dan melakukan pula perbuatan2 yg<br />

menggemparkan." Ia menengadah bersiul nyaring dan kemudian berlari2 turun dari tanjakan<br />

disebelah barat. Biarpun buta ia bisa berlari dengan cepat menuju sebuah gunung kecil yg<br />

terletak disebelah utara pulau. Dipuncak gunung terdapat sebuah gubuh kecil. Gubuk itu<br />

rupa2nya gubuh Cia Soen.<br />

Sesudah Kim mo say ong berlalu sambil mengawasi Boe Kie dan Tio Beng dangan mata<br />

melotot Kim hoa popo membentak, "Pergi!"<br />

Nona Tio segera menarik tangan Boe Kie dan mereka lalu kembali ke kapal.<br />

Baru saja tiba di kapal, Boe Kie berkata, "Aku mau menengok Gie hoe"<br />

"Apa kau tidak lihat sinar mata si nenek yg sangat ganas?" kata Tio Beng.<br />

"Aku tidak takut padanya."<br />

"Aku merasa bahwa pulau ini diliputi macam2 rahasia. Mengapa orang2 kaypang yg bisa dtg<br />

kesini? Cara bagaimana Kim hoa popo tahu tempat bersembunyi ayah angkatmu? Cara<br />

bagaimana dia bisa mencari ayah angkatmu di Peng hwee to? Banyak pertanyaan masih<br />

belum terjawab. Memang sukar untuk membinasakan nenek itu. Tapi begitu lekas dia binasa,<br />

semua teka teki tidak bisa dipecahkan lagi."<br />

"Akupun bukan mau membinasakan Kim hoa popo. Aku hanya ingin menemui Gie Hoe<br />

karena melihat penderitaannya aku merasa sangat tidak tega."<br />

Nona Tio menggeleng2kan kepala. "Dengan ayah angkatmu, kau sudah berpisah belasan<br />

tahun," katanya. "Kau harus bisa menahan sabar sehari dua, Tio kong coe aku ingin<br />

mengajukan sebuah pertanyaan. Apakah kita harus berwaspada terhadap Kim hoa popo atau<br />

harus lebih berjaga2 terhadap Tan Yoe Liang?"<br />

"Menurut pendapatku, Tan Yoe Liang adalah seorang laki2 tulen yg sangat mengutamakan<br />

persahabatan."<br />

"Thio Kong coe, apa kau tidak coba menipu aku? Apa jawabanmu jawaban setulus hati?"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1037

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!