20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mengambil jiwanya, tapi Siauw lim-pay mempunyai nama besar sedangkan Kong seng<br />

Taysoe adalah salah seorang dari ketiga pendeta suci. Apabila dengan gegabah lalu aku<br />

merobohkannya di hadapan orang banyak, di mana Siauw lim-pay mau menaruh muka? Tapi<br />

bila tidak dirobohkan, dia pasti tak akan mau mundur. Ia jadi serba salah.<br />

Tiba-tiba Kong seng membentak, Bocah! Kau kabur bukan Pie Boe!<br />

Boe Kie menjawab, Mau Pie Boe. Dengan menggunakan kesempatan selagi pemuda itu<br />

bicara, Kong seng mengirim dua pukulan berantai. Di luar dugaan, seraya melompat Boe Kie<br />

terus bicara dengan suara tenang. juga boleh. Tapi bagaimana kalau aku menang? Suaranya<br />

bukan saja tenang, tapi juga tak terputus. Kalau seseorang memeramkan kedua matanya, ia<br />

tak akan menduga bahwa selama mengucapkan perkataan-perkataan itu, Boe Kie sudah<br />

menyelamatkan diri dari tiga serangan Kong seng yang cepat dan dahsyat.<br />

Ilmu ringan badanmu benar-benar hebat, puji si pendeta itu. Tapi kamu jangan harap bisa<br />

menandingi aku dalam suatu pertempuran yang sungguh-sungguh.<br />

Dalam Pie Boe, tak seorangpun bisa meramalkan siapa bakal menang, siapa bakal kalah, kata<br />

Boe Kie. Usia boanpwee lebih muda daripada Taysoe. Tapi biarpun kalah ilmu, boanpwee<br />

mungkin menang te<strong>naga</strong>.<br />

Kalau aku kalah, kau boleh bunuh aku! bentak Kong seng dengan gusar.<br />

Hal ini tak akan berani boanpwee lakukan, kata pemuda itu. Apabila boanpwee kalah, Taysoe<br />

boleh berbuat sesuka hati. Tapi jika secara kebetulan boanpwee menang sejurus atau setengah<br />

jurus maka boanpwee hanya berharap supaya Siauw lim-pay mundur dari Kong Beng-teng.<br />

Urusan Siauw lim-pay harus diputuskan oleh Soehengku, kata Kong seng. Aku hanya bicara<br />

secara pribadi. Aku tak percaya Liong Jiauw chioe tak bisa membereskan kau.<br />

Sebuah gagasan lewat di otak Boe Kie dan ia segera mengambil keputusan, Liong Jiauw chioe<br />

dari Siauw lim-pay memang tiada cacatnya, katanya. Ilmu itu adalah Kim na Chioe hoat (Ilmu<br />

mencengkram) yang tiada duanya dalam dunia. Hanya sayang latihan Taysoe belum<br />

sempurna.<br />

Baiklah! kata Kong seng dengan gusar. Jika kau dapat memecahkan Liong Jiauw chioe-ku,<br />

aku akan segera pulang ke Siauw lim sie dan seumur hidup aku tidak akan keluar dari pintu<br />

kuil lagi!<br />

Itu boleh tidak usah! kata Boe Kie.<br />

Selagi mereka bertanya jawab, sorak-sorai di seputar lapangan tak henti-hentinya. Semua<br />

orang merasa kagum sebab ketika mulut mereka bicara, kaki dan tangan bekerja terus. Waktu<br />

mengatakan ilmu ringan badanmu benar-benar hebat Kong seng mengirimkan dua serangan<br />

beruntun dan selagi mengatakan tapi kau jangan harap bisa menandingi aku dalam suatu<br />

pertempuran yang sungguh-sungguh ia sudah mengirimkan tiga serangan lain. Di antara<br />

sorak-sorai yang riuh rendah, setiap perkataan mereka terdengar nyata sekali.<br />

Mendadak sesudah berkata itu boleh tidak usah, tubuh Boe Kie mencelat ke atas, berputar<br />

empat kali dan pada setiap putaran badannya mengapung makin tinggi dan kemudian<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 766

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!