20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pedang itu dari tangan nona Kwee, gerakannya cepat luar biasa, Dari sini dapatlah<br />

dibayangkan, bagaimana cepat gerakan Ho Ciok Too yang dengan begitu mudah sudah<br />

berhasil merampas senjata itu.<br />

Wie Thian Bong terkesiap. Dilain detik, dengan gusar ia menerjang dan lima jerijinya yang<br />

dipentang bagaikan gaetan, menyambar pundak Ho Ciok Too. Dengan sekali mengegos Ho<br />

Ciok Too sudah berhasil menyelamatkan diri. Sementara itu, hampir berbareng Phoa Thian<br />

Keng dan Phoei Thian Loo melompat keluar dari pendopo. Dengan gergetan, Wie Thian Bong<br />

mengirim serangan2 berantai dengan kedua tangannya dan dalam sekejap, ia sudah<br />

menyerang tujuh delapan kali. Tapi lawannya tetap bersikap tenang. Kemudian diserang<br />

bagaikan hujan dan angin sedikitpun ia tidak membalas. Dengan mengengos kekiri kanan,<br />

kedepan dan kebelakang, ia kelit pukulan2 hebat itu.<br />

Biarpun masih bersia muda dan kepandaiannya tidak seberapa tinggi, nona Kwee Siang<br />

adalah puterinya ahli2 silat nomor satu pada jaman itu dan dengan sendirinya, ia mempunyai<br />

mata yang sangat tajam. Melihat gerakan Ho Ciok Too yang begitu gesit dan lincah, ia yakin<br />

bahwa orang itu adalah barbeda dengan berbagai ilmu silat yang terdapat diwilayah<br />

Tionggoan.<br />

Sementara itu, sesudah menyerang dua puluh jurus lebih tanpa berhasil, tiba2 Wie Thian<br />

Bong menggeram dan mengubah silatnya. Jika tadi serangan2 dikirim bagaikan kilat,<br />

sekarang gerakan-gerakannya banyak lebih perlahan, tapi disertai dengan te<strong>naga</strong> yang sangat<br />

hebat. Sesudah ia menyerang beberapa jurus, Kwee Siang yang berada didalam pendopo, turut<br />

merasakan sambaran-sambaran pukulannya, sehingga buru-buru ia melompat keluar.<br />

Ho Ciok Too pun lantas saja mengubah sikap. Kini ia tak berani memandang enteng lagi<br />

musuhnya. Setelah menyelipkan pedang Kwee Siang dipinggangnya, berdiri tegak dan<br />

badannya seolah-olah sebuah gunung yang kokoh teguh. "Kau menggunakan ilmu keras?"<br />

tanya Ho Ciok Too, lalu "Apa kau rasa diriku tidak mampu ?" Pada saat kedua tangan Wie<br />

Thian Bong menyambar, sambil mengerahkan Lweekang, ia memapaki dengan tangan<br />

kirinya. Karena melawan keras! "Tak!" kedua tangan beradu dengan dahsyatnya. Badan Wie<br />

Thian Bong ber-goyang2 terhuyung kebelakang dua tiga tindak, sedang kedua kaki Ho Ciok<br />

Too tetap berdiri tegak.<br />

Wie Thian Bong yang selala menganggap bahwa Gwakangnya (ilmu luar, yaitu ilmu yang<br />

menggunakan teanga kekerasan) jarang tandingan, jadi penasaran sekali.<br />

Sesudah menarik napas panjang, sambil membentak keras sekali lagi is menghantam dengan<br />

kedua tangannya. Ho Ciok Too pun mengeluarkan teriakan nyaring, dan satu tangannya<br />

kembali memapaki pukulan lawan. "Dak !", kedua bau tangan beradu pula, kali ini hebat luar<br />

biasa, sehingga debu dan pasir meluruk turun dari lubang diatap pendopo. Hampir berbareng<br />

dengan bentrokan itu, tubuh Wie Thian Bong terhuyung lagi dan sesudah sempoyongan empat<br />

lima tindak, barulah ia bisa berdiri tegak.<br />

Sesudah dikalhkan dua kali, Wie Thian Bong jadi mata merah. Rambutnya terurai, kedua<br />

matanya melotot, sehingga macamnya menakuti sekali. Dengan kedua tangan memegang<br />

perut, dia menarik napas panjang. Dilain saat, dadanya melesak kedalam, perut melembung<br />

keluar, se-akan2 sebuah tambur dan tulang2nya berkerotokan.<br />

Dalam keadaan yang menyeramkan itu, setindak demi setindak ia mendekati lawannya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 35

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!