20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sambil berkata begitu, ia mengawasi Wie Thian Bong dengan mata melotot dan kemudian<br />

tertawa dingin.<br />

Kwee Siang jadi girang sekali. Ia tak nyana si baju putih seorang yang menarik.<br />

Paras muka Wie Thian Bong yang pucat jadi lebih pucat lagi. "Siapa tuan?" tanyanya.<br />

Ia tidak menggubris dan sambil berpaling kepada Kwee Siang, ia menanya: "Nona, siapa<br />

namamu ?"<br />

"Aku she Kwee bernama Siang." jawabnya<br />

Orang itu menepuk kedua tangannya dan berseru dengan suara girang. "Ah ! Mataku benar2<br />

kotokan tak mengenali gunung Thay san yang besar. Kalau begitu kau Kwee Toakouwnio<br />

yang namanya kesohor diseluruh jagat! Kecauli manusia-manusia tolok, siapapun juga<br />

mengenal ayahmu Kwee Ceng Kwee Tayhiap, dan ibumu, Oey Yong Oey Liehiap Dalam<br />

dunia Kangoaw, siapakah yang tidak mengenal mereka? Mereka adalah orang2 yang boenboe-song-coan<br />

(mahir dalam ilmu surat dan ilmu perang ), mahir menggunakan macam<br />

senjata dan sudah menyelami dasarnya berbagai ilmu silat paham dalam ilmu penabuh khim,<br />

tio kie, menulis huruf-huruf indah, melukis, bersyair, dan bersajak. Dari dulu sampai<br />

sekarang, kepandaian mereka jarang tandingan didalam dunia. Ha ha ha ! Tapi masih juga<br />

terdapat manusia-manusia yang tidak mengenal mereka!"<br />

Kwee Siang jadi girang sekali. "Kalau begitu sudah lama dia bersembunyi diatas atap<br />

pendopo dan sudah mendengari pembicaraanku dengan ketiga orang itu."<br />

katanya di dalam hati, "Didengar dari perkataannya, ia pun belum mengenal kedua orang<br />

tuaku. Kalau sudah mengenal, ia tentu tak akan memanggil aku sebagai Kwee Toakouwnio<br />

(nona Kwee yang paling besar). Sungguh lucu ia mengatakan ayahku mahir dalam ilmu<br />

menabuh khim, main tio kie, menulis huruf indah dan sebagainya. Memikir begitu, seraya<br />

bersenyum ia menanya. "Siapa namamu?"<br />

"Aku she Ho, namaku Ciok Too." jawab nya, (Ho Ciok Too berarti Tidak cukup berharga<br />

untuk dibicarakan).<br />

"Ho Ciok Too?" menegas si nona. "sungguh satu nama yang merendahkan diri."<br />

"Benar." jawabnya. "Tapi namaku banyak lebih baik dari pada nama yang menggunakan<br />

perkataan2 sombong seperti "Langit dan bumi". Sedikitnya namaku tidak memuakkan orang<br />

yang mendengarnya."<br />

Siapapun mengerti, ia sedang mengejek ketiga Soehengtee itu (saudara seperguruan yang<br />

menggunakan huruf "Thian" langit itu), maka sesudah manyaksikan cara Ho Ciok Too<br />

menjatuhkan diri dari lubang atap mereka tahu bahwa orang itu bukan sembarangan orang dan<br />

oleh karenanya, se-bisa2 mereka menahan sabar. Tapi mendengar ejekan yang paling<br />

belakang, Wie Thian Bong meluap darahnya. Dengan sekali membalik tangan la<br />

menggapelok dagu orang. Ho Ciok Too menundukkan kepalanya dan molos dari bawah bahu.<br />

Mendadak Wie Thian Bong merasa tangan kirinya kesemutan dan tahu2 pedang, Kwee-Siang<br />

yang sedang dicekalnya sudah berpindah tangan. Sebagaimana diketahui, waktu merampas<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!