20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sambil bertempur Coei San berkata dalam hatinya: "Dalam beberapa tahun yang<br />

belakangkangan nama Boe tong dan Siauw lim dikatakan berendeng dalam Rimba Persilatan.<br />

Tapi yang mana lebih tinggi, yang mana lebih rendah, sukar sekali dapat diukur. Biarlah hari<br />

ini aku menjajal kepandaian pendeta Siauw Lim." Ia segera mengempos semangat dan<br />

melayani ketiga lawan itu dengan hati-hati. Sesudah lewat sekian jurus, biarpun dikerubuti<br />

tiga, perlahan lahan ia berada di atas angin.<br />

Sebenarnya, ilmu silat Siauw lim dan Boe tong mempunyai keunggulan sendiri-sendiri. Boe<br />

tong pay didirikan oleh Thio Sam Hong, seorang luar biasa pada jaman itu. Tapi ilmu silat<br />

Siauw lim sie, dengan sejarah seribu tahun lebih dan diperbaiki terus menerus, bukan main<br />

hebatnya. Dalam pada itu, orang harus ingat, bahwa dalam Boe tong pay, Thio Coei San<br />

termasuk sebagai Jago kelas utama, sedang Goan im, Goan sim dan Goan giap biarpun<br />

kedudukannya sebagai anggota Cap peh Lo han, dalam kalangan Siauw lim sie ilmu silatnya<br />

baru mencapai tingkatan kedua. Maka itu sesudah bertempur lama, sebaliknya dari keteter,<br />

Thio Coei San jadi semakin gagah.<br />

Sesudah lewat sekian jurus tagi, tiba tiba pemuda itu menyerang dengan pukulan huruf<br />

"Liong" (<strong>naga</strong>). Mendadak satu tangannya menangkap San-thung Goan giap yang dengan<br />

menggunakan ilmu meminjam te<strong>naga</strong>, memukul tangan lalu disentaknya kearah toya Goan<br />

im. "Trang !"Hebat sungguh bentrokan kedua toya itu. Te<strong>naga</strong> kedua pendeta itu yang sudah<br />

cukup hebat, ditambah lagi dengan te<strong>naga</strong> Thio Coei San. Telapak-tangan Goan im dan Goan<br />

giap terbeset dan mengeluarkan darah. Lengan mereka kesemutan, sedang kedua Sian thung<br />

itu melengkung.<br />

Dengan kaget, Goan sim menubruk untuk memberi pertolongan. Melihat serangan nekat, Coei<br />

San mengengos sambil mengggaet dengan kakinya dan menepuk punggung pendeta itu.<br />

Tepukan itupun dikirim dergan ilmu "Meminjam te<strong>naga</strong>, memukul tangan" yaitu memukul<br />

dengan menuruti te<strong>naga</strong> Goan sim sendiri. Tanpa ampun, pendeta itu terjungkel.<br />

Sambil tertawa dingin, Thio Coei San lantas saja berjalan pergi,<br />

"Jangan lari kau!" terial Goan sim seraya melompat bangun dan terus mengudak diikuti oleh<br />

kedua saudara seperguruannya.<br />

Melihat pengejaran nekat, Coei San jadi bingung juga. Tentu saja sama sekali bukan<br />

maksudnya untuk mencelakakan mereka. Maka itu, ia segera mengempos semangat dan lari<br />

dengan menggunakan ilmu mengentengkan badan. Tapi ketiga pendata itu terus mengubar<br />

sambil berteriak-berteriak.<br />

Sembari lari Thio Coei San merasa geli didalam hati, karena bagaimanapun juga, ketiga<br />

pangejar itu tak akan bisa menyandak dirinya. Selagi enak lari, tiba-tiba terdengar teriakan<br />

kaget dan kesakitan dan begitu menengok, ia lihat ketiga pendeta itu menutupi mata kanan<br />

mereka dengan kedua tangan, seperti kena senjata rahasia. "Orang she Thio!" Hoan giap<br />

mencaci. "Jika kau mempunyai nyali, butakanlah lagi mata kiriku!"<br />

Coei San kaget bukan main. "Apa mata kanannya dibutakan orang dengan senjata<br />

rahasia?"tanyanya didalam hati.<br />

"Siapa yang sudah membantu aku. Mendadak ia ingat sesuatu dan lantas saja berteriak! "Cit<br />

tee !Cit tee! Dimana kau?" Ia berteriak begitu karena ingat bahwa diantara saudara-saudara<br />

seperguruannya Boh Seng Kok lah yang paling pandai dalam ilmu menggunakan senjata<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 128

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!