20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dalam usia belasan tahun, Boe Kie belum mengerti soal percintaan. Tapi biarpun begitu, ia<br />

bisa merasakan, bahwa diantara kedua orang tua itu terdapat kasih sayang yang tiada<br />

batasnya.<br />

"Semenjak sepuluh tahun berselarg, aku sudah mengatakan, bahwa Ie Sian tak akan bisa<br />

menandingi Tok sian." kata Ceng Goe. "Tapi kau tak percaya. Kau terlalu suka menjajal ilmu.<br />

Aku sungglth tidak mengerti, mengapa kau begitu gila sehingga kau meracuni diri sendiri.<br />

Sekarang aku mengharap, bahwa Ia sian akan menang dari Tok Sian. Jika aku gagal, akupun<br />

tak sudi hidup sendirian didalam dunia."<br />

Wanita itu bersenyum pula. "Jika aku meracuni orang lain, kau bisa berlagak kalah." katanya.<br />

"Ha ha!... Dengan meracuni diri sendiri, kau tentu akan mengeluarkan seantero<br />

kepandaianmu."<br />

Ceng Goe mengusap-ngusap rambut wanita itu dan berkata deagan suara nyaring: "Hatiku<br />

sangat berkuatir. Sudahlah ! Jangan kau bicara banyak banyak. Meramkan matamu dan<br />

mengaso. Tapi ingatlah. kalau dengan diam-diam kau mengerahkan Lweekang untuk<br />

mencelakakan diri sendiri, kau berbuat curang dalam pertandingan ilmu ini."<br />

"Aku tidak begitu rendah," kata wanita itu sambil tertawa. Ia segera memeramkan kedua<br />

matanya dan pada bibirnya tersungging senyuman.<br />

Untuk beberapa saat, kamar itu sunyi-senyap. Siauw Hoe dan Boe Kie menyaksikan itu semua<br />

dengan mata membelalak. Tiba-tiba Tiap kok Ie sian memutar badan dan menyoja kepada<br />

Boe Kie. "Saudara kecil," katanya, "dalam kebingungan aku telah berbuat kesalahan<br />

terhadapmu. Aku harap kau sudi memaafkan."<br />

"Sedikitpun aku tidak mengerti, apa artinya ini semua," kata Si bocah dengan mendongkol.<br />

Sekonyong-konyong si tua mengangkat tangan kanannya dan menggapelok dua kali pipi<br />

seniri keras-keras. "Saudara, kecil," katanya Pula. "Kau adalah tuan penolongku. Hanya<br />

karena aku sangat memikiri keselamnatan isteriku, maka aku sudah berbuat kedosaan<br />

terhadapmu."<br />

"Dia..... dia isterimu?" menegas si bocah dengan suara heran.<br />

Ceng Goe mengangguk, "Benar, dia isteriku!" jawabnya.<br />

Melihat sikap orang tua itu dan mendengar bahwa wanita itu adalah isterinya, semua<br />

kedongkolan Boe Kie lantas menghilang.<br />

Ceng Goe mengambil kursi dan lalu mempersilakan Siauw Hoe dan Boe Kie duduk, "Kalian<br />

tentu merasa heran melihat kejadian dihari ini." katanya, "Baiklah! Aku akan menceritakan<br />

latar belakangnya tanpa tedeng tedeng. Isteriku seorang she Ong namanya Lan Kouw. Kami<br />

berdua adalah saudara seperguruan. Pada waktu kami masih berada dalam rumah perguruan,<br />

disamping belajar ilmu silat, aku mempelajari ilmu ketabiban, sedang dia mempelajari Tok<br />

soet (ilmu menggunakan racun). Menurut pendapatnya, tujuan belajar ilmu silat adalah untuk<br />

<strong>membunuh</strong> orang dan tujuan Tok soet juga untuk <strong>membunuh</strong> orang. Boe soet (Ilmu silat) dan<br />

Tok soet merupakan dua macam ilmu yang berdiri berendeng. Maka itu, jika seorang mahir<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 470

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!