20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Hari ini aku tak berhasil mencari dia. Di dalam hati, aku kepingin mati. Manakala aku tidak<br />

bisa bertemu lagi dengan dia kurasa akupun tidak akan bisa hidup lama di dunia. Waktu<br />

Siauw Ciauw pergi, aku berduka. Perbuatanmu juga sangat mendukakan aku. Tapi Cie Jiak,<br />

aku tak boleh mendustai kau. Apabila aku tidak bisa bertemu dengan Beng moay, aku lebih<br />

suka mati, Cie Jiak rasa hatiku ini belum pernah kuuraikan kepada orang lain."<br />

"Hari itu dikota raja, waktu kulihat kau menemui dia dirumah makan, aku sudah tahu kepada<br />

siapa kau berikan cintamu. Tapi aku masih terus mimpi. Kuduga bahwa sesudah aku - -aku - -<br />

- menikah denganmu kau bisa berubah pikiran. Tapi - - - aku hanya mendustai diriku sendiri<br />

!"<br />

"Cie Jiak, terhadap kau, aku selalu menghargai dan menghormati. Terhadap In Piauw moay,<br />

aku merasa berterima kasih. Terhadap Siauw Ciauw, aku menyayang- Hanyalah terhadap Tio<br />

Kouwnio aku menaruh cintaku. Cintaku terhadap dia adalah cinta yang tercetak di jantung<br />

dan terukir di tulang."<br />

"Ya - - - cinta yang tercetak di jantung dan terukir di tulang - - Cinta yang tercetak dijantung<br />

dan terukir di tulang - - " Cie Jiak mengulang dengan suara perlahan. Ia berdiam sejenak dan<br />

kemudian menambahkan, "Boe Kie Koko, cintaku terhadapmu juga cinta yang tercetak di<br />

jantung dan terukir ditulang, apa kau tahu?"<br />

Boe Kie merasa sangat terharu. Sambil mencekal tangan si nona ia berkata, "Cie Jiak aku tak<br />

dapat merasai perasaan hatimu. Aku tak tahu cara bagaimana aku harus membalas<br />

kecintaanmu. Aku - - - aku berlaku sangat tidak pantas terhadapmu."<br />

"Tidak! Kau selalu berbuat kebaikan terhadapku. Apa kau tak tahu? Sekarang kutanya-<br />

Apabila kau tak bisa mencari Tio Kouwnio, jika ia dibunuh orang, atau andaikata ia berubah<br />

pikiran, kau ... bagaimana kau berbuat?"<br />

"Entahlah! Tapi biar bagaimanapun juga diatas ada langit dibawah ada bumi, aku akan<br />

mencari dia deogan segala te<strong>naga</strong> yang dipunyai olehku.<br />

Si.nona menghela napas. "Dia tak akan berubah pikiran," katanya. "Kalau benar kau ingin<br />

menemui dia, hal itu bisa terjadi dengan mudah sekali."<br />

Boe Kie kaget bercampur girang. Ia melompat bangun. "Dimana dia?" tanyanya. "Cie Jiak<br />

lekas bilang."<br />

Nona Cioe mengawasi wajah Boe Kie penuh kegirangan. "Terhadap aku kau tidak akan<br />

perlihatkan kecintaan yang begitu besar," katanya. "Jika kau ingin tahu dimana adanya Tio<br />

Kauwnio, kau lebih dulu harus mengatakan satu permintaanku. Tanpa meluluskan<br />

permintaanku itu, tak usah harap kau bisa bertemu lagi dengan dia!"<br />

"Permintaan apa?"<br />

"Permintaan itu sekarang belum dapat dipikir olehku. Namun, setelah kudapat, aku akan<br />

beritahukan kau. Tapi kau tak usah kuatir. Permintaanku itu tidak akau melanggar "Hiap gie"<br />

(kesatrian) tidak akan menodai nama baik Bengkauw, maupun namamu sendiri dan<br />

permintaan itu akan bermanfaat bagi usahamu yang besar. Tapi mungkin sekali tugas yang<br />

terdapat dalam permintaan itu tak mudah dikerjakan."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1443

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!