20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memang benar-benar ingin menasehati supaya tidak memikiri lagi keselamatannya tidak usah<br />

menolong lagi jiwanya?"<br />

Ilmu Kim kong Hok mo coan bersumber dan digubah dari kitab suci Kim kong beng. Pada<br />

tingkat yang paling tinggi, kitab itu tidak membedakan lagi antara kau dan aku antara hidup<br />

dan mati, sedang segala apa dialami ini di pandang sebagai suatu khayal atau kekosongan.<br />

Biarpun ilmunya tinggi. Pada waktu berhadapan dengan lawan, ketiga pendeta Siauw lim itu<br />

masih mempunyai keinginan untuk menindih lawan dan memperoleh kemenangan. Mereka<br />

bisa melupakan soal mati atau hidup, tapi belum bisa membedakan perbedaan antara kau dan<br />

aku. Itulah sebabnya mengapa mereka belum mencapai puncak tertinggi dari Kim kong Hok<br />

mo coan dan kekuatan Lingkaran (Coan) itu belum mempunyai te<strong>naga</strong> yang sebesar-besarnya.<br />

Apa yang selama beberapa bulan didengar Cia Soen bukan lain dari hafalan Kim kong keng.<br />

Sementara itu sambil bertempur Boe Kie memikiri hafalan ayah angkatnya dan sedikit banyak<br />

ia dapat menangkap arti Kim kong keng. Karena maksudnya pengaruh pelajaran Buddha<br />

perlahan-lahan pengaruh iblis dalam alam pikirannya jadi kurang. Dengan kekurangan<br />

pengaruh iblis itu, kelancaran silat Seng hwee-leng juga turut berkurang. Tiba-tiba pundaknya<br />

tersabet tambang. Tanpa terasa BoeKie mengerahkan Kian lioen Tay lo ie Sin kang dan Kioe<br />

yang Sin kang untuk memunahkan pukulan itu. "Hm! .... sesudah aku tidak berhasil dengan<br />

ilmu Seng hwee leng, mengapa aku tidak mau mencoba Kian koen dan Kioe yang?" pikirnya.<br />

Ia melirik dan mendapat kenyataan bahwa Cie Jiak memperlihatkan gejala kalah. "Sudahlah!"<br />

ia mengambil keputusan. Kalau sekarang aku tidak mengeluarkan semua te<strong>naga</strong>, begitu lekas<br />

Cie Jiak kalah, Giehoe tidak akan dapat ditolong.<br />

Memikir begitu sambil membentak keras, ia segera menyerang dengan Kian koen Tay lo ie.<br />

Namun Cia Soen masih terus menghafal Kim kong keng, tapi ia tidak bisa memperhatikan<br />

lagi sebab seluruh semangatnya di tumplek kepada Kian koen Tay lo ie. Dengan gerakan2<br />

kilat ia menyambut dan menerima pukulan-pukulan ketiga lawan, supaya Cie Jiak mendapat<br />

kesempatan untuk menerobos masuk ke dalam lingkaran.<br />

Karena adanya serangan yang hebat itu yang disertai Lweekang yang dahyat. ketiga ketua<br />

Siauw lim juga lantas menambah Lweekang mereka untuk melawannya.<br />

Semua orang lihat perubahan itu, makin lama pertempuran jadi makin hebat. Perlahan-lahan<br />

diatas kepala ketiga pendeta muncul uap putih, satu tanda mereka sudah mengerahkan te<strong>naga</strong><br />

dalam yang sebesar-besarnya. Diatas kepala Boe Kie juga terlihat uap air, tapi uap itu halus<br />

dan tidak buyar, seolah-olah selembar benang. Inilah bukti bahwa Lweekang Boe Kie lebih<br />

tinggi dari pada te<strong>naga</strong> dalam ketiga lawannya.<br />

Para enghiong menyaksikan kejadian itu dengan perasaan kagum. Kemaren Boe Kie terluka<br />

berat. Siapa nyana, dalam waktu semalaman saja, ia sudah sembuh seluruhnya! Lweekang<br />

pemuda itu sungguh-sungguh sudah tiba di tingkat yang tak dapat diukur lagi. Sekarang<br />

semua orang tahu bahwa tadi ia hanya berlagak payah.<br />

Selama pertempuran itu, Cie Jiak belum pernah benar2 mengadu te<strong>naga</strong>. Ia hanya berkelahi<br />

dari luar lingkaran tambang. Ia baru menerjang kalau terdapat lowongan dan baru ia buruburu<br />

melompat mundur jika mendapat serangan balasan. Cara berkelahi itu segara<br />

memperlihatkan perbedaan antara kepandaiannya dan kepandaian Boe Kie. Para hadirin lantas<br />

saja saling mengutarakan pendapat.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1380

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!