20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

hong soe karena sebelum Ie thian kiam mampir di tubuhnya, Hwie goat soe sudah keburu<br />

memeluk badan Tio Beng dari belakang.<br />

Karena dipeluk, noan Tio tak bisa menikam terus, ia tahu ia bakal celaka, tiba-tiba ia<br />

membalikkan pedangnya dan menikam kempungnya sendiri.<br />

Itulah jurus yang lebih hebat dari dua jurus tadi! Jurus pedang ini yang dinamakan Thian tee<br />

Tong sioe (langit dan bumi bersamaan usianya) adalah jurus Boe tong-pay tapi bukan<br />

gubahan Thio Sam Hong. Siapa penggubahnya? In Lie Heng. In Lie Heng yang menggubah<br />

itu untuk membalas sakit hatinya terhadap Yo Siauw. Semenjak Kie Siauw Hoe meninggal<br />

dunia, tekadnya yang bulat adalah <strong>membunuh</strong> Yo Siauw. Biarpun gurunya seorang ahli silat<br />

yang paling terkemuka tapi karena bakatnya kurang, ia tak dapat memperoleh ilmu yang<br />

paling tinggi. Ia sudah tidak berharap hidup maka itu ia menggubah tiga jurus silat pedang<br />

yang bertujuan untuk mati bersama musuhnya. Satu waktu, selagi berlatih diam-diam,<br />

latihannya dilihat Thio Sam Hong. Guru besar itu menghela nafas sebab ia tahu biarpun ia<br />

coba mencegah, hasilnya akan sia-sia. Ia lalu memberi nama Thian tee Tong sioe kepada jurus<br />

itu. Nama tersebut berarti bahwa sesudah seorang manusia meninggal dunia, rohnya akan<br />

tetap hidup dan usia roh itu sama dengan usial langit dan bumi. Ketika dikurung di Ban hoat<br />

sie, murid kepala In Lie Heng pernah menggunakan jurus itu tapi ia keburu ditolong Kouw<br />

Touw too. Peristiwa tersebut disaksikan Tio Beng.<br />

Thian tee Tong sioe adalah untuk menghabisi musuh yang tubuhnya berdempetan dengan<br />

tubuhnya sendiri, misalnya pada waktu musuh memeluk. Tio Beng menikam kempungan<br />

sendiri supaya Ie thian kiam menembus dan terus menikam kempungan Hwie goat soe seperti<br />

sate.<br />

Tapi Tio Beng dan Hwie goat soe belum ditakdirkan mati. Saat itu dengan Kioe yang Sin<br />

kang Boe Kie sudah berhasil membuka jalan darahnya yang tertotok. Pada detik itu Boe Kie<br />

berhasil mencegah tikaman itu. Tio Beng memberontak dan berhasil melepaskan diri dari<br />

pelukan Hwie goat soe. Nona Tio adalah orang yang cerdas luar biasa, otaknya bisa bekerja<br />

cepat sekali. Ia mengambil Seng hwee leng dari tangan Boe Kie dan melontarkannya jauhjauh.<br />

“Ting!” benda itu jatuh di dalam “barisan jarum”.<br />

Sam soe menyayangi Seng hwee leng seperti menyayangi dirinya sendiri, tanpa<br />

memperdulikan keselamatan Biauw hong soe lagi, Lioe in soe dan Hwie goat soe segera<br />

melompat dan berlari-lari ke arah “barisan jarum”. Karena gelap dan sekitar tempat jatuhnya<br />

Seng hwee leng tumbuh rumput tinggi maka setibanya di “barisan jarum” mereka terpaksa<br />

merangkak, mencabut jarum-jarum dan meraba-raba. Di saat itu Biauw hong soe tersadar,<br />

seraya berteriak ia menyusul kedua kawannya.<br />

Untuk menolong Boe Kie tadi Tio Beng menyerang dengan nekat. Sekarang, sesudah<br />

kekuatannya pulih rasa takutnya muncul. Tiba-tiba sambil menangis keras ia menubruk Boe<br />

Kie. Dengan rasa terima kasih yang berlimpah, Boe Kie memegang tangan si nona. Ia tahu<br />

bahwa begitu Sam soe menemukan Seng hwee leng yang dilemparkan mereka akan segera<br />

menyerang pula. Maka itu ia berkata, “<strong>Mar</strong>i kita lari.” Ia melepaskan tangan Tio Beng,<br />

mendukung In Lee yang terluka berat dan berkata kepada Cia Soen, “Cia Tay hiap, kita harus<br />

menyingkir secepat mungkin.”<br />

“Benar,” jawab Kim mo Say ong yang lalu membungkuk dan membuka jalan darah Kim hoa<br />

po po. Boe Kie menganggap bahwa setelah mendapat pengalaman pahit, si nenek tentu akan<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1067

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!