20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

terlalu banyak. Aku sungguh merasa girang bahwa tanpa diminta kalian berdua sudi<br />

mengeluarkan te<strong>naga</strong> begitu besar. Kouw Tay-soe, dengan adanya Lok Sianseng, kurasa<br />

kawanan siluman tidak akan berani mengacau. Biarlah kau sendiri ikut aku. Seraya berkata<br />

begitu ia memegang tangan Hoan Yauw.<br />

Hoan Yauw tidak bisa meloloskan diri lagi. Jalan satu-satunya adalah menyerahkan<br />

bungkusan kepada Lok Thung Kek yang lalu menyambuti. Baiklah aku menunggu kau di<br />

menara, kata si kakek.<br />

Soehoe, mari teecoe yang membawanya, kata Yoe liong coe.<br />

Tak usah, kata sang guru sambil tertawa. Aku ingin mengambil hati Kouw Tay-soe. Tugas ini<br />

harus dipanggul olehku sendiri.<br />

Di dalam hati Hoan Yauw mengutuk si kakek. Tiba-tiba ia menepuk bungkusan itu. Baik juga<br />

Han-kie sudah tertotok jalan darahnya sehingga tepukan itu tidak mengakibatkan teriakan.<br />

Tapi Lok Thung Kek sudah ketakutan setengah mati. Ia tidak berani bercanda lagi dan<br />

sesudah membungkuk kepada majikannya ia segera melangkah masuk ke dalam menara.<br />

Diam-diam ia sudah memperhitungkan tindakannya. Begitu ia tiba di atas menara, ia akan<br />

mengeluarkan Han-kie dari bungkusannya dan membungkus sebuah kasur dengan sprei itu.<br />

Andaikata Kouw Tauw-too mengadu kepada Tio Beng biarpun mesti mati ia tak akan<br />

mengaku.<br />

Dengan rasa bingung dan heran, Hoan Yauw mengikuti Tio Beng keluar dari Ban hoat sie. Ke<br />

mana nona itu mau pergi? Sambil memakai tudung yang semula tergantung di punggungnya<br />

Tio Beng berbisik, Kouw Tay-soe, mari kita menemui si bocah Boe Kie.<br />

Hoan Yauw terkejut dan melirik si nona. Ia mendapati kenyataan bahwa muka nona Tio Beng<br />

bersemu dadu, sikapnya seperti orang malu bercampur girang. Hati Hoan Yauw jadi lega. Ia<br />

lantas saja ingat pertemuan malam itu di Ban hoat sie antara kedua orang muda itu. Cara-cara<br />

mereka bukan seperti musuh besar. Tiba-tiba ia sadar, Aha! serunya di dalam hati, Mungkin<br />

sekali Koen-coe mencintai Kauwcoe. Sejenak kemudian ia berpikir, tapi mengapa dia<br />

mengajak aku dan bukan Hian-beng Jie lo yang menjadi orang kepercayaannyaAku tahu, aku<br />

gagu dan tidak bisa membocorkan rahasia. Ya! Itulah sebabnya. Berpikir begitu, ia manggutmanggutkan<br />

kepalanya dan tersenyum.<br />

Mengapa kau tertawa? tanya si nona.<br />

Kouw Tauw-too menggerak-gerakkan kedua tangannya dalam isyarat bahwa biarpun harus<br />

masuk ke dalam sarang harimau ia akan turut serta dan melindungi keselamatan si nona.<br />

Tio Beng tidak buka suara lagi dan lalu berjalan mengikuti si gagu. Tak lama kemudian tiba<br />

di depan penginapan Boe Kie.<br />

Koen-coe benar-benar hebat, pikir Hoan Yauw, Ia sudah tahu tempat penginapan Kauwcoe.<br />

Mereka segera masuk ke dalam. Kami ingin bertemu dengan seorang tamu she Can, kata Tio<br />

Beng kepada pengurus hotel. Si nona tahu bahwa dalam rumah penginapan itu Boe Kie<br />

menggunakan nama Can Ah Goe.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 975

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!