20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

terbuat daripada tembaga. Diseluruh negeri tidak ada lain patung yang sebesar itu. Sebenarnya<br />

kalian mau meninjau bio tersebut, hanya sayang kalian terlambat. Semenjak setengah tahun<br />

yang lalu, kelenteng itu digunakan sebagai tempat tinggal para Hoed ya(pendeta) dari See<br />

hoan (daerah barat). Sekarang rakyat tidak lagi berani datang kesitu.<br />

Biarpun ada Hoang Ceng, halangan apa kalo kita melihat2 bio itu? kata Yo Siauw.<br />

Si pelayan menggeleng2kan kepalanya. Sesudah menegok kesana kesini, ia berbisik Tuan<br />

baru saja datang kesini dan tak tahu keadaan yang sebenarnya. Bukan aku banyak mulut, para<br />

Hoed ya Soe hoan itu galak luar biasa. Mereka sering memukul dan <strong>membunuh</strong> orang.<br />

Mereka dilindungi Hong siang (Kaisar), sehingga tak satu manusiapun yang berani menepuk<br />

lalat di kepala harimau. Rakyat biasa tak berani datang lagi di kelenteng itu.<br />

Bahwa para pendeta Soe Hoan sering berlaku sewenang2 terhadap rakyat sudah lama<br />

diketahui Yo Siauw. Ia hanya tak menduga, bahwa pendeta2 itu berani berbuat sesuka hati di<br />

kota raja. Mendengar keterangan si pelayan ia tidak berkata suatu apa lagi.<br />

Sesudah makan malam, Boe Kie, Yo Siauw dan Wie It Siauw bersemedi untuk mengaso dan<br />

mengumpulkan te<strong>naga</strong> kira2 tengah malam mereka membuka jendela dan lalu menuju ke arah<br />

barat.<br />

Ban Hoat Sie berloteng 4 dan di belakang kelenteng terdiri sebuah menara yang bertingkat 9.<br />

dengan menggunakan ilmu ringan badan, dalam sekejap mereka sudah berada didepan<br />

kelenteng.<br />

Sesudah memberi isyarat dengan gerakan tangan, mereka mengambil jalan mutar dan pergi ke<br />

sebelah kiri. Mereka ingin melompat naik ke atas menara guna menyelidiki keadaan didalam<br />

kelenteng. Diluar dugaan dari jarak kira2 30 tombak mendadak mereka melihat bayangan2<br />

manusia bergerak2 di menara itu. Ternyata disetiap tingkat terdapat penjagaan dan dibawah<br />

menarapun berkumpul kurang lebih 20 penjaga.<br />

Melihat begitu mereka kaget tercampur girang. Mereka yakin bahwa dengan adanya<br />

penjagaan yang keras itu, tokoh2 Siauw lim, Boe tong dan yang lain2 partai pasti<br />

dipenjarakan dalam menara itu. Mereka mngirit waktu dan tak usah menyelidiki di tempat<br />

lain.<br />

Tapi merekapun mengerti, bahwa tak gampang mereka memberi pertolongan. Orang2 seperti<br />

Koeng Boen, Koeng Tie, Song Wan Kiauw dan lainnya adalah ahli silat kelas utama tapi<br />

mereka tertawan dan tidak berdaya. Ini membuktikan bahwa di pihak musuh terdapat banyak<br />

orang pandai yang tidak boleh dibuat gegabah.<br />

Sebelum berangkat ke Bang hoet sie, Boe Kie bertiga sudah berdamai dan menyetujui untuk<br />

bertindak dengan sangat berhati2. maka itu, sesudah mengawasi menara tersebut beberapa<br />

lama mereka segera bertindak mundur.<br />

Tiba2 ditingkat keenam muncul penerangan yang terang benderang. Dari sebelah kejauhan<br />

Boe Kie melihat gerakan 8-9 orang yang tangannya memegang obor. Dari tingkat ke-6,<br />

orang2 itu turun ke tingkat ke-5, turun lagi ke tingkat ke-4, terus turun sampai ke bawah dan<br />

akhirnya keluar dari pintu menara dan menuju ke arah kelenteng. Yo Siauw mengelapkan<br />

tangan dan lalu menguntit dengan hati2.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 937

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!