20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tubuh So So bengemeteran, ia tidak berani menghampiri, sebaliknya tangannya menyambar<br />

tangan suaminya.<br />

Kamar menjadi sunyi pula.<br />

Selang sesaat, terdengar Thay Giam menghela napas.<br />

"Kau tidak sudi datang tidak apa," katanya pula. "Dulu, hari itupun aku tidak melihat<br />

wajahmu. Teehoe, aku minta sukalah kau menyebutkan kata kataku ini: Pertama, aku minta<br />

Congpiauw tauw sendiri yang mengantarkannya. Kedua, dari Lim an sampai di Sang yang, di<br />

propinsi Ouwpak, kau harus berjalan siang hari dan malam, supaya piauw bisa mencapai<br />

tempat tujuannya dalam tempo sepuluh hari. Syarat ketiga, kalau terjadi sedikit kesalahan<br />

saja, huh! huh! jangankan jiwa Cong piauw tauw sendiri, sedangkan ayam dan anjing dari<br />

Liong boen Piauwkiok pun tak akan terluput dari kebinasaan !"<br />

Thay Giam bicara dengan perlahan, tetapi mendengar itu orang pada mengeluarkan peluh di<br />

punggungnya.<br />

So So maju satu tindak.<br />

"Shapeh, kau benar-benar hebat!" katanya. "Kau dapat mengenali suaraku.. Memang itu hari,<br />

didalam kantor Liong boen Piauwtiok, orang yang memesan Touw Thay Kim mengantarkan<br />

kau ke Boe tong san yalah adikmu adanya."<br />

"Terima kasih untuk kebaikan hatimu Teehoe."<br />

"Kemudian pihak Liong boen Piauw kiok itu telah membuat kegagalan ditengah jalan," So So<br />

berkata pula. "Kegagalan itu menyebabkan kau menjadi bersengsara begini rupa. Karena itu<br />

adikmu ini telah <strong>membunuh</strong> habis semua keluarga Liong boen Piuaw kiok itu."<br />

"Demikian rupa kau berlaku untukku, kenapa kah?" tanya Thay Giam dingin.<br />

Wajah So So menjadi guram. Ia menghela napas panjang.<br />

"Shapeh, perkara telah berjalan sampai sebegini jauh. Tidak dapatlah aku menyembunyikan<br />

apa-apa lagi," katanya kemudian. "Hanya terlebih dulu hendak aku menjelaskan. semuamuanya<br />

Coei San tidak tahu menahu. Aku kuatir ... aku takut..... Setelah dia mengetahui itu,<br />

selanjutnya dia bakal tidak memperdulikan lagi padaku."<br />

"Jikalau begitu, tak usahlah kau menyebutnya lagi." kata Thay Giam. "Aku telah bercacad<br />

begini rupa, urusan yang sudah-sudah tidak usah ditimbulkan pula. Kejadian itu tidak perlu<br />

mengganggu kamu sebagai suami isteri. Nah, kamu pergilah! Boe tong Liok hiap melawan<br />

pendeta-pendeta dari Siauw lim pay kemenangannya sudah dapat dipastikan. Jadi tak usahlah<br />

aku mendapat nama kosong"<br />

Karena lukanya itu, sebab keangkuhannya, Thay Giam tidak pernah mengeluh atau<br />

mengutarakan penasarannya. Bahkan bicarapun ia tak dapat, tapi setelah dirawat sungguh<br />

sungguh oleh gurunya selama sepuluh tahun, perlahan-lahan ia bisa juga bicara. Hanya<br />

mengenai urusannya itu atas pengalamannya, ia tetap menutup mulut.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 356

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!