20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Paras muka Boe Liat berubah. Sambil mengeluarkan suara di hidung, ia membentak. Jangan<br />

omong yang gila2!<br />

Jawab pertanyaanku! Wie Pek turut membentak, Siapa yang menyuruh kau <strong>membunuh</strong> Coe<br />

Kioe Tin Piauwmoay?<br />

Kagetnya Boe Kie bagaikan disambar halilinta. Membunuh <strong>membunuh</strong> Coe Kioe Tin<br />

Kauwnio? ia menegas.<br />

Dengan mata mendelik Wie Pek menatap wajah Boe Kie, Kau kenal Coe Kioe Tin Kauwnio?<br />

tanyanya dengan suara gusar.<br />

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Soet-leng Siang moay yg tersohor? kata Boe Kie.<br />

Bibir Boe Ceng Eng bergerak, seperti orang bersenyum. Hei, jawablah! Siapa yang meyuruh<br />

kau? teriaknya.<br />

Kalau kau mau tahu juga, baiklah, aku akam memberitahukan terang2an, kata si gadis dusun.<br />

Yang menyuruh aku <strong>membunuh</strong> Coe Kioe Tin adalah Ho Thay Ciong dari Koen Loen pay<br />

dan Biat coat Soethay dari Go bie pay.<br />

Gila! teriak Boe Liat. Binatang! Jangan kau harap bisa menyebar racun dan merenggangkan<br />

persahabatan kami. Seraya mencaci ia menghantam dengan telapak tangannya, tapi dengan<br />

gerakan yg sangat gesit, nona itu berhasil menyelamatkan diri.<br />

Boe Kie jadi bingung bukan main. Kalau begitu dia benar2 seorang dari Rimba Persilatan,<br />

pikirnya. Tak bisa salah lagi, dia <strong>membunuh</strong> Coe Kauwnio untuk membalas sakit hatiku,<br />

sebab aku memberitahukanm bahwa aku sudah ditipu oleh nona Coe dan digigit oleh<br />

anjing2nya nona itu, celaka sungguh! Aku sama sekali tidak menyuruh ia membinasakan Coe<br />

Kioe Tin. Aku semula hanya mengganggap dia manusia aneh karena romannya jelek dan<br />

nasibnya buruk. Tak tahunya ia bisa <strong>membunuh</strong> manusia secara serampangan.<br />

Sementar it, dengan bersenjata pedang Wie Pek dan Hoe Ceng Eng sudah bantu menyerang<br />

dari kiri dan kanan. Dengan penuh kewaspadaan Boe Kie memperhatikan jalan pertempuran.<br />

Dengan menggunakan kegesitan, dengan melompat kian kemari, gadis dusun itu mengelakkan<br />

serangan Boe Liat yang bertubi2. Dari gerak geriknya, ia kelihatannya tidak memandang<br />

sebelah mata keapda Wie Pek dan Boe Ceng Eng. Sesudah bertempur belasan jurus, bagaikan<br />

kilat ia melompat kesamping Boe Ceng Eng dan plok! ia menggaplok pipi nona boe.<br />

Berbareng dengan gaplokan itu, tangan kirinya turut menyambar dan dilain saat pedang Boe<br />

Ceng Eng sudah berpindah kedalam tangannya. Boe Liat dan Wie Pek terkejut. Degan<br />

berbareng mereka menerjang untuk menolong nona Boe yang berada dalam bahaya.<br />

Kena! gadis dusun itu berteriak dan pedang nya menggores muka Boe Ceng Eng! Ternyata<br />

dalam gusarnya sebab nona Boe sudah mengejek romannya yang jelek. Tanpa memperdulikan<br />

bahaya yang datang dari Boe Liat dan Wie Pek ia melompakt dan menggoreskan ujung<br />

pedang di muka nona Boe.<br />

Seraya mengeluarkan teriak keras, Boe Ceng Eng jatuh terjengkang. Sebenarnya, lukanya<br />

sendiri sangat enteng. Ia jatuh lantaran kaget, sebab ia tahu bahwa mukannya yang cantik<br />

manis sudah digores pedang.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 613

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!