20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dalam Boe soet dan Tok soet, maka kepandaiannya bertambah dengan satu kali lipat. Ilmu<br />

ketabiban adalah untuk menolong manusia, sehingga pada hakekatnya, ilmu ketabiban dan<br />

ilmu silat bertentangan satu sama lain. Itulah jalan pikiran isteriku. Tapi karena bakatku<br />

terletak dalam ilmu ketabiban, aku tak dapat mengubah kesukaan itu."<br />

"Meskipun apa yang dipelajari kami berdua, perhubungan kami sangat erat dan diantara kami<br />

telah timbul perasaan cinta. Belakangan, Soehoe telah menikahkan kami berdua. Perlahanlahan<br />

nama kami mulai terkenal dalam dunia kangouw, sehingga banyak orang memberi<br />

gelaran Ie Sian kepadaku dan julukan Tok Sian kepada isteriku. Kepandaiannya dalam soal<br />

racun sungguh-sungguh lihay. Ia sudah melebihi kepandaian Soehoe sendiri dan mungkin<br />

sekali didalam dunia sukar dicari tandingannya. Bahwa dia telah medapat gelaran Sian atau<br />

Dewi, merupakan bukti nyata dari kepandaiannya.<br />

"Dasar aku yang tolol, yang bertindak tanpa dipikir lagi. Berapa kali isteriku telah meracuni<br />

orang, dan orang itu telah datang kepadaku untuk meminta pertolongan. Tanpa memikir<br />

panjang aku segera menolong mereka. Pada waktu itu hatiku malah merasa senang.<br />

Sedikitpun aku tidak merasa bahwa tindakanku itu sangat menyinggung perasaan isteriku.<br />

Aku sama sekali tak ingat, bahwa jika menyembuhkan orang yang diracuni olehnya, maka itu<br />

berarti bahwa kepandaian Ie sian adalah lebih unggul dari pada Tok sian"<br />

Siauw Hoe menggeleng-gelengkan kepala dan menghela napas. Sepasang suami isteri itu<br />

benar benar manusia aneh.<br />

Sementara itu Ceng Goe melanjutkan penuturannya. "Isteriku sangat mencintai aku. Di dalam<br />

dunia sukar dicari tandingannya. Tapi aku sendiri? Dengan di dorong oleh napsu mau<br />

menang, berulang kali aku menyinggung perasaannya. Cobalah kalian pikir. Meskipun dia<br />

patung, satu waktu dia bisa habis kesabarannya. Akhirnya aku tersadar. Aku bersumpah,<br />

bahwa aku tak akan menolong lagi orang yang telah diracuni olehnya. Lantaran begitu, lamalama<br />

orang memberi gelaran Kian sie Poet kioe atau melihat kebinasaan tak sudi menolong<br />

padaku. Melihat aku berubah, isterikupun merasa senang. Tapi baru saja beberapa tahun aku<br />

mengambil jalan yang benar, muncullah peristiwa adik perempuanku."<br />

"Kehormatan adikku telah dilanggar oleh bangsat Sian Ie Thong dari Hwa san pay dan<br />

akhirnya binasa dalam tangannya. Tapi, samoai pada detik mau menghembuskan napasnya<br />

yang penghabisan, adikku masih mencintai bangsat itu. Pesannya yang terakhir supaya aku<br />

berjanji, bahwa selama hidup aku akan menolongnya, jika ia memerlukan pertolongan.<br />

Karena melihat adikku tidak akan mati dengan mata meram jika aku tidak meluluskan<br />

permintaannya, maka mau tidak mau, dengan hati penasaran, aku terpaksa memberikan<br />

janjiku itu."<br />

"Diluar tahuku, isteriku telah menaruh racun yang sangat hebat dibadan Sian Ie Thong. Racun<br />

itu yang jalannya sangat perlahan, akan merusak seluruh tubuh bangsat yang sesudah<br />

menderita hebat selama tiga tahun, akan mampus dengan dagingnya membusuk. Sian Ie Tong<br />

mengetahui janjiku yang diberikan kepada adikku. Begitu melihat keadaannya berbahaya, ia<br />

segera meminta pertolongan kepadaku. Hai!.. Otakku benar-benar pusing. Kalau aku<br />

menolong, aku menyinggung isteri sendiri. Kalau tidak menolong aku melanggar janji."<br />

"Sian Ie Tong adalah Ciangboenjin Hwa san pay. Ilmu silatnya tinggi dan dalam kalangan<br />

kangouw, ia dikenal sebagai seorang pendekar," kata Siauw Hoe. "Sungguh tak dinyana dia<br />

sebenarnya manusia rendah. Ouw Sinshe sesudah adikmu binasa dalam tangannya, kaupun<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 471

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!