20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Apakah tak bisa kau menggunakan istilah dulu?” Ia menggapai ke belakang dan berkata<br />

pula. “Ceng Soe, mari! COba kau beri penjelasan kepada Thio Kauwcoe.”<br />

Seorang pria brewokan menghampiri dan berkata sambil menyoja. “Thio Kauwcoe selamat<br />

bertemu!” Boe Kie mengenali bahwa suara itu memang suara Ceng Soe yang menyamar.<br />

“Song Toako, selamat bertemu,” jawabnya sambil membalas hormat.<br />

Ceng Soe tersenyum. “Sepantasnya aku harus menghaturkan terima kasih kepadamu,”<br />

katanya. “Hari itu ketika Thio Kauwcoe mau menjalankan upacara pernikahan dengan<br />

istriku….”<br />

“Apa?” putus Boe Kie. Ia terkesiap ketika mendengar perkataan “istriku”<br />

“Aku ingin mengatakan bahwa pernikahanku pada hakikatnya terjadi berkat bantuan<br />

Kauwcoe,” jawabnya.<br />

Jawaban itu bagaikan halilintar di siang bolong. Boe Kie terpaku, matanya berkunangkunang.<br />

Selang beberapa saat lamanya ia merasa tangannya ditarik orang. “Thio Kauwcoe,<br />

mari!” kata orang itu.<br />

Boe Kie menoleh. Orang yang menarik tangannya adalah Han Lim Jie. Dengan paras muka<br />

duka bercampur gusar, Han Lim Jie berkata, “Thio Kauwcoe, Kauwcoe kali ini adalah<br />

seorang mulia. Hari itu sesudah terjadi salah paham tapi dia segera menikah dengan<br />

e…hu…hu” Ia ingin mencaci Song Ceng Soe tapi mengurungkan niatnya sebab memandang<br />

muka Cie Jiak.<br />

Boe Kie masih berdiri terpaku. Ia merasa sakit, lebih sakit daripada tikaman pedang Cie Jiak<br />

di atas Kong beng teng. Ia mencintai Tio Beng tapi iapun menganggap Cie Jiak sebagai<br />

istrinya.<br />

Hari itu demi menolong ayah angkatnya ia mengikuti Tio Beng. Ia menduga bahwa nona Cioe<br />

yang beradat halus akan memaafkannya jika ia sudah menjelaskan penyebab tindakannya itu<br />

dan meminta maaf. Ia tak pernah menduga bahwa dalam gusarnya Cie Jiak segera menikah<br />

dengan Song Ceng Soe.<br />

Sementara itu Ceng Soe sudah duduk disamping Cie Jiak. Sambil tersenyum ia berkata,<br />

“Waktu menikah kami tidak mengundang orang dan yang memberi selamat hanyalah para<br />

murid Go bie-pay. Dilain hari aku akan mengundang kau minum arak kegirangan.”<br />

Boe Kie ingin menghaturkan terima kasih tapi mulutnya terkancing.<br />

Mendengar ejekan itu, Han Lim Jie menarik tangan pemimpinnya. “Kauwcoe,” katanya.<br />

“Jangan ladeni manusia itu!”<br />

Ceng Soe tertawa terbahak-bahak. “Han Toako, kaupun harus minum arak kegirangan,”<br />

katanya.<br />

Han Lim Jie meludah, “Aku lebih suka minum kencing kuda daripada arak racunmu!”<br />

bentaknya dengan mata melotot.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1337

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!