20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Jilid 24______________<br />

Nona Poet Hwie ini adatnya sangat polos dan wajar. Sedari masih kecil sekali, kecuali ibu dan<br />

pengasuhnya, ia tidak pernah bertemu sama lain orang. Sekarang ibunya terluka parah,<br />

mereka pun dalam kesukaran besar, sekarang ia menyaksikan Boe Kie menolongi ibunya itu<br />

yang nyerinya menjadi ringan sekali. Ia bersyukur bukan main. Adalah kebiasaannya, kalau ia<br />

mengutarakan kegirangan dan rasa syukurnya, suka ia berlompat kepada mereka, untuk<br />

memeluk atau merangkul, untuk mencium pipi mereka. Kebiasaan ini sekarang ia<br />

melakukannya terhadap Boe Kie tanpa malu.<br />

"Hus!" Siauw Hoe berseru. "Jangan begitu Hwie-jie Kakak Boe Kie tidak senang nanti!"<br />

Poet Hwie mementang kedua matanya, ia heran.<br />

"Apakah kau tidak senang padaku?" ia tanya Boe Kie. "Kenapa aku tidak boleh berlaku baik<br />

kepadamu?"<br />

Boe Kie tertawa.<br />

"Aku girang!" sambutnya. "Aku suka berbuat baik terhadapmu!" Dan ia membalas mencium<br />

pipi yang halus dari nona cilik itu.<br />

Poet Hwie girang bukan main, ia menepuk nepuk tangan.<br />

"Hai, tabib kecil, lekas kau obati ibu, supaya ibu sembuh seluruhnya!" ia berseru. "Nanti aku<br />

cium pula padamu!"<br />

Tidak kepalang girangnya Boe Kie mendapatkan orang demikian manja dan lincah. Selama<br />

belasan tahun hidupnya, ia telah bergaul sama banyak orang, tetapi mereka itu adalah paman<br />

pamannya dan Siang Gie Coen juga masih lebih tua delapan tahun daripadanya. Didalam<br />

perahu ia pernah bertemu sama Coe Tit Jiak, akan tetapi pertemuan itu sangat pendek, belum<br />

ada satu hari mereka sudah mesti berpisah pula. Jadi belum pernah ia bergaul sama sahabatsahabat<br />

cilik sebayanya. Maka itu, mendapati nona ini, ia berpikir. "Jikalau aku mempunyai<br />

adik benar sekecil ini, yang begini menarik hati, pastilah aku sering mengajak dia pergi<br />

bermain-main...."<br />

Dalam usia empat belas tahun, anak yatim piatu ini masih kekanak-kanakan. Ia kehilangan<br />

ketikanya untuk bermain-main seperti anak-anak yang kebanyakan.<br />

Sementara itu Kie Siauw Hoe telah menyaksikan semua hadirin yang pada terluka. Ia merasa<br />

malu untuk mendahului mereka.<br />

"Tuan-tuan ini datang terlebih dulu daripada aku, pergi kau periksa mereka lebih dulu," ia<br />

kata pada Boe Kie. Ia tidak ketahui duduknya hal. "Sekarang ini sakitpun berkurang banyak."<br />

"Mereka datang untuk berobat kepada Ouw Sin she," Boe Kie mengasi tahu. "Cuma sekarang<br />

ini Ouw Sinshe sendiri lagi sakit. Mana dia bisa mengobati orang? Mereka tidak mau berlalu,<br />

maka itu biarlah mereka terus menunggu. Kouwkouw, kau bukannya mencari Sinshe, jikalau<br />

kau percaya keponakanmu ini, mari sini, biar aku periksa lebih jauh lukamu. Sudah lama juga<br />

aku berdiam di sini, tentang luka-luka aku mengetahui sedikit."<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 448

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!