20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tiba2 terdengar suara tindakan orang. Seorang toojin kecil masuk kedalam ruangan itu dan<br />

memberitahu, bahwa Touw Tay Kim dan lain2 piauw tauw Liong boen Piouw kiok datang<br />

berkunjung.<br />

Paras muka Thio Coei San lantas saja berubah gusar. "Ini semua gara2 kawanan manusia itu!"<br />

teriaknya seraya melompat keluar. Dilain saat diluar kelenteng terdengar suara jatuhnya<br />

senjata2 diatas tanah. Baru saja In Lie Heng dan Boh Seng Kok ingin melompat keluar untuk<br />

membantu Soehengnya, Thio Coei San sudah kelihatan berjalan masuk dengan satu tangan<br />

menenteng seorang lelaki yang badannya tinggi besar. Sambil melontarkannya keras2 di atas<br />

lantai ia berseru: "Manusia inilah yang sudah merusak urusan besar!"<br />

Diantara Boe tong Cit hiap, In Lie Henglah yang beradat paling berangasan. Mendengar orang<br />

itu yang menyebabkan terlukanya sang Soeko, ia segera melompat dan mengangkat kaki<br />

untuk menendang Touw Tay Kim.<br />

"Lioktee! Tahan!" bentak Song Wan Kiauw.<br />

"Hei! Orang2 Boetong memakai aturan atau tidak?" demikian terdengar teriakan diluar<br />

kelenteng. "Kami adalah tamu2 yang datang ber kunjung. Mengapa kau menghina kami?"<br />

Song Wan Kiauw mengerutkan alisnya. Ia menghampiri Touw Tay Kim dan menepuk<br />

belakang kepala dan punggung Cong-piauw-tauw itu, untuk membuka jalanan darahnya.<br />

"Yang di luar harap jangan ribut," teriaknya, "Tunggu sebentar". Suara itu angker dan nyaring<br />

luar biasa dan orang2 Liong-boen Piauw-kiok yang menduga bahwa teriakan itu adalah<br />

teriakan Thio Sam Hong, tak berani banyak ribut lagi.<br />

"Ngo-tee," kata Song Wan Kiauw. "Bagaimana Samtee bisa mendapat luka begitu berat ?<br />

Ceritakanlah dengan tenang."<br />

Sesudah mengawasi Tauw Tay Kim dengan sorot mata gusar, barulah Thio Coei San<br />

menerangkan, bagaimana Liong boen Piauw-kiok telah diminta oleh seorang untuk<br />

mengantarkan Jie Thay Giam ke Boetong-san dan bagai mana saudara itu akhirnya diambil<br />

enam penjahat yang menyamar sebagai murid2 Boetong. Sedari tadi, sesudah lihat kepandaian<br />

Tay Kim, Song Wan Kiauw sudah tahu, bahwa Cong piauw tauw itu bukan orang yang bisa<br />

mencelakakan Soe-teenya. Begitu mendengar keterangan Thia Coei San, paras mukanya<br />

lantas saja berubah sabar dan dengan kata2 manis, ia segera bertanya kepada Tauw Tay Kim<br />

hal ihwal peristiwa itu.<br />

Touw Tay Kim lantas saja menceritakan segala kejadian se-terang2nya. Pada akhirnya ia<br />

berkata dengan suara duka: "Song Tayhiap, aku benar2 tolol dan karena kebodohanku, Jie<br />

Samhiap mesti menderita begitu lebat. Kutahu bahwa aku berdoa besar sekali dan pantas<br />

mendapat hukuman mati. Nasib keluarga kami di Lim an juga belum tahu bagaimana<br />

jadinya."<br />

Selagi muridnya bicara dengan tamu itu, Thia Sam Hong tidak mencampuri dan sambil<br />

mengempos semangat terus menempelkan telapak tangannya pada jalan darah Sincong dan<br />

Lengtay untuk memberi bawa panas kepada Jie Thay Giam, Tapi begitu lekas mendengar<br />

perkataan Tauw Tay Kim yang berakhir ia segera berkata: "Lian Coe, bersama Seng Kok<br />

sekarang juga kau harus berangkat ke Lim an untuk melindungi keluaga Long boen Piauw<br />

kiok"<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 106

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!