20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

te<strong>naga</strong> Touw Lan dan In thiang Ceng yang saling menyerang dari kiri kanan. Hampir<br />

berbareng, ia menempelkan sebatang seng hwee leng di tambang Touw Lan. Tambang itu<br />

ditarik Yo Siauw dan Touw Lan sehinggak tegang bagaikan tali gendewa. Tapi begitu lekas<br />

tersentuh “leng” lantas saja berubah lemas sebab kedua te<strong>naga</strong> dipunahkan oleh Kin koen tay<br />

lo ie sin kang. Sesudah tangannya dipunah cekalan Yo Siauw tiba2 terlepas dan tambang itu<br />

jatuh di tanah. Tapi begitu tambang jatuh, Yo Siauw membungkuk dan menjemputnya lagi.<br />

Touw Lan terkejut. Ia menduga Yo Siauw mau menyerang pula. Tapi maksud Yo Cosoe<br />

bukan begitu. Ia maju beberapa tindak dan berkata seraya mengangsurkan ujung tambang<br />

kepada Touw Lan. “Taysoe, terimalah senjatamu!”<br />

Touw Lan dapat menebak kemauan Yo Siauw. Ia pun lantas menjemput dua “leng” yang<br />

menggeletak ditanah dan memulangkannya kepada Yo Siauw.<br />

Sesudah mendapat pengalaman itu, hilanglah segalah rasa sombong dalam hati ketiga pendeta<br />

itu. Mereka mengerti, bahwa jika pertempuran dilangsungkan terus, kedua belah pihak akan<br />

celaka bersama2. “Sesudah menutup diri selama beberapa puluh tahun, loolap merasa girang<br />

bahwa hari ini, kami bisa berkenalan dengan jago2 di ini jaman,” kata Touw Ok. “Boe<br />

Kauwcoe, Beng kauw mempunyai banyak orang pandai, kau sendiri seorang luar biasa.<br />

Loolap mengharap bahwa dengan te<strong>naga</strong> itu Beng Kauw bisa menolong sesama manusia dan<br />

tidak berbuat sesuatu yang mencelakai rakyat/<br />

Boe Kie membungkuk, “Terima Kasih atas nasehat Taysoe,” jawabnya.<br />

“Baiklah,” kata Touw ciat. “Kami bertiga akan menunggu kunjungan Kauwcoe yang ketiga<br />

kali.”<br />

“Ya,” kata Boe Kie. “Kami terpaksa berbuat begitu, terutama karena antara Cia Ho tong dan<br />

aku terdapat hubungan ayah dan anak.”<br />

Touw Ok menghela napas. Ia segera memejamkan mata dan tidak berkata apa2 lagi.<br />

Boe Kie dan kawan2nya lantas saja meminta diri dari Kang Boen dan yang lain2. dengan<br />

dipimpin oleh Phen Eng giok, kelima pasukan Ngo beng kie turut mundur sampai jarah<br />

sepuluh li dari Kuil Siauw Lim sie. Anggota Houw ouw kie segera membuat belasan tenda2<br />

besar dilereng gunung untuk tempat meneduh nya seluruh barisan Beng Kauw.<br />

Boe Kie berduka dan duduk termenung. Didalam Beng Kauw ada orang berkepandaian lebih<br />

tinggi dari Yo Siauw dan In Thian Ceng. Andaikata ia menukar mereka dengan Hoan Yauw<br />

dan Wie It Siauw hasilnya takkan berberda.<br />

Pheng Eng giok bisa menebak apa yang dipikir oleh sang Kauwcoe. “Kauwcoe…” katanya.<br />

“Mengapa kau melupakan Thio cinjin?”<br />

“Apabila thay suhu suka turun gunung bersama2 aku, kita berdua rasanya akan dapat<br />

memecahkan Kim kong hok mo coan,” katanya dengan suara sangsi. “Akan tetapi, hal itu<br />

berarti rusaknya keakuran antara Siauw Lim dan Boe tong, sehingga belum tentu thay suhu<br />

sudi meluluskan dan kedua, biarpun dalam ilmu silat thay suhu sudah mencapai tingkat tinggi,<br />

tapi usianya sudah terlalu tua. Kalau sampai terjadi sesuatu… mungkin sekali Toa supeh dan<br />

yang lain2 tak dapat menyetujui…”<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1327

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!