20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tadi waktu pertama kali aku masuk ke sini, aku sudah lihat bahwa patung itu memang digeser<br />

orang, jawabnya. Tapi aku belum dapat berpikir bahwa dalam penggeseran itu bersembunyi<br />

tipu daya yang sangat busuk.<br />

Ada hal lain yang belum dimengerti olehku, kata Pheng Eng Giok. Tak bisa disangsikan lagi<br />

bahwa dengan huruf-huruf itu musuh ingin menumpahkan dosa di atas pundak Beng-kauw<br />

supaya kita dikeroyok oleh seluruh Rimba Persilatan. Tapi mengapa musuh itu<br />

manghadapkan muka patung ke tembok? Kalau Yo Cosoe tidak berotak cerdas, bukankah<br />

kitapun tak tahu adanya huruf-huruf itu?<br />

Yo Siauw manggut-manggutkan kepalanya. Patung itu telah diputar lagi oleh orang lain,<br />

jawabnya. Dengan diam-diam, seseorang yang sangat tinggi kepandaiannya telah membantu<br />

kita. Kita telah menerima budi yang sangat besar.<br />

Semua orang segera menanyakan siapa adanya orang itu.<br />

Yo Siauw menghela nafas dan berkata, Akupun tak tahu.<br />

Perkataan itu tiba-tiba diputuskan oleh teriakan Boe Kie. Celaka! Lebih dahulu membasmi<br />

Siauw lim, kemudian menumpas Boe tong menghadapi bencana besar!<br />

Kita harus segera membantu, kata Wie It Siauw. Dengan memberi bantuan, kitapun bisa<br />

menyelidiki siapa adanya anjing terkutuk itu.<br />

Saat itu, di depan mata Boe Kie segera terbayang kecintaan Thay soehoe dan para pamannya.<br />

Apa Song Wan Kiauw dan yang lain-lain sudah kembali ke Boe tong?<br />

Di sepanjang jalan ia tak pernah menerima berita mengenai gerak-gerik rombongan Boe tong.<br />

Kalau rombongan itu terlambat, maka yang berada di gunung hanyalah Thay soehoe, muridmurid<br />

turunan ketiga dan Sam Soepeh Jie Thay Giam yang cacat. Jika musuh menyerang,<br />

bagaimana mereka bisa melawannya? Mengingat begitu, ia bingung bukan main. Para<br />

Cianpwee dan Heng tiang! katanya dengan suara nyaring. Boe tong adalah tempat asal dari<br />

mendiang ayahku. Sekarang Boe tong menghadapi bencana. Kalau sampai terjadi sesuatu<br />

dikemudian hari, aku sukar menginjak bumi lagi sebagai manusia terhormat. Menolong orang<br />

seperti menolong kebakaran, lebih cepat lebih baik. Sekarang aku ingin minta Wie Hok-ong<br />

mengikuti aku untuk berangkat lebih dulu. Yang lain bisa menyusul belakangan. Kuminta Yo<br />

Cosoe dan Gwa kong sudi mengepalai rombongan kita. Sehabis berkata begitu, ia menyoja<br />

dan dengan sekali berkelabat, ia sudah berada di luar kuil. Wie It Siauw mengikuti dengan<br />

ilmu ringan badan. Dalam sekejap mereka sudah melewati Lip-soat-teng. Dalam ilmu ringan<br />

badan di kolong langit tak ada orang yang bisa menandingi mereka.<br />

Setibanya di kaki gunung Siong san, siang sudah berganti malam. Tapi mereka meneruskan<br />

perjalanan dan jalan semalaman suntuk, mereka sudah melalui beberapa ratus li. Kecepatan<br />

lari Wie It Siauw tidak kalah dari Boe Kie, tapi dalam jangka waktu panjang, ia kalah te<strong>naga</strong><br />

dalam. Biar bagaimanapun jua, lama-lama mereka merasa lelah. Untuk mencapai Boe tong<br />

san dengan kecepatan seperti sekarang, harus menggunakan waktu satu hari satu malam lagi,<br />

kata Boe Kie di dalam hati. Manusia yang terdiri darah dan daging tak akan bisa lari terus<br />

menerus. Apalagi dalam menghadapi musuh kelas berat, kita harus menyimpan te<strong>naga</strong>!<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 868

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!