20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Mereka saling memandang tanpa mengeluarkan sepatah kata. Selang beberapa saat nona itu<br />

bertanya. Siapa namamu? Mengapa kau berada disini?<br />

Mendengar pertanyaan itu Boe Kie segera ingat bahwa waktu berada di tionggoan banyak<br />

sekali orang coba mengorek keterangan tentang ayah angkatnya dan karena urusan itu, ia<br />

telah mendapat banyak kesengsaraan. Mulai dari sekarang Thio Boe Kie sudah meninggal<br />

dunia dan didalam dunia tak ada manusia lagi yang tahu tempat bersembunyinya Kim Mo Say<br />

Ang Cia Soen, katanya didalam hati. Dikemudian hari biarpun aku bertemu dengan manusia<br />

yang sepuluh kali lihay daripada Coe Tiang Leng, aku tak bisa diakui lagi. Memikiri begitu, ia<br />

lantas menjawab. Namaku Ah Goe.<br />

Shemu? tanya pula si nona.<br />

Aku..aku si Ca, jawabnya. Dan Kau?<br />

Aku tak punya She, jawabnya. Sesaat kemudian ia berkata lagi dengan suara perlahan. Ayah<br />

kandungku membenci aku. Kalau ia bertemu denganku ia pasti akan <strong>membunuh</strong>ku.<br />

Bagaimana aku bisa menggunakan shenya? Ibuku sendiri meninggal dunia sebab gara2ku.<br />

Akupun tidak bisa menggunakan she ibu. Romanku sangat jelek (toe), maka itu biarlah, kau<br />

memanggil aku dengan panggilan Tioe Kouwnia (nona muka jelek saja).<br />

Boe Kie terkejut. Kau..kau telah mencelakakan ibumu sendiri? tanyanya dengan suara<br />

terputus2. Bagaimana bisa begitu?<br />

Gadis itu menghela nafas. Kalau mau dituturkan panjang sekali, jawabnya. Aku mempunyai<br />

dua orang ibu. Ibu kandungku adalah istri pertama dari ayahku. Karena lama tidak punya anak<br />

ayah mengambil istri kedua. Ibu tiriku (Jienio) telah melahirkan dua kakak laki laki dan<br />

seorang kakak perempuan, sehingga ayah sangat menyayangnya. Belakangan ibu melahirkan<br />

aku. Sebab disayang dan juga sebab keluarganya berpengaruh, Jienio sangat sewenangwenang<br />

terhadap ibuku yang hanya bisa menangis, ketiga kakak juga sangat jahat dan mereka<br />

membantu ibu mereka untuk menindas ibuku. Tioe Pat Koay, coba kau pikir, apakah yang<br />

harus diperbuat olehku?<br />

Dalam hal ini ayahmu harus berlaku adil, kata Boe Kie.<br />

Tapi ayah sangat memilih kasih dan ia selalu membenarkan Jienio kata si nona. Karena tak<br />

dapat menahan sabar akhirnya aku bacok mampus ibu tiriku itu.<br />

Ah, tanpa merasa Boe Kie mengeluarkan suara kaget. Ia adalah seorang dari rimba persilatan<br />

yang sudah biasa melihat pertempuran dan pembunuhan. Tapi gadis itu yang kelihatannya<br />

lemah bisa <strong>membunuh</strong> orang adalah kejadian yang sangat diluar dugaannya. Tapi nona itu<br />

sebaliknya tenang2 saja dan dengan suara perlahan ia melanjutkan penuturannya. Ibu jadi<br />

ketakutan dan menyuruh aku melarikan diri. Ketika kakakku mau mengubar untuk<br />

menangkap aku, ibu mencoba mencegah mereka, tapi tidak berhasil. Untuk menolong jiwaku,<br />

ibu segera menggantung diri sehingga mati. Coba kau pikir. Bukankah aku yang sudah<br />

mencelakai ibuku sendiri? Kalau ayah bertemu denganku bukankah ia bisa <strong>membunuh</strong> aku?<br />

Boe Kie mendengarkan cerita itu dengan jantung memukul keras. Walaupun kedua orang<br />

tuaku sudah meninggal dunia secara menggenaskan, mereka sedikitnya mencintai satu sama<br />

lain, katanya didalam hati. Ayah dan ibu juga sangat mencintai aku. Ya! Kalau<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 606

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!