20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

datang ketempat kalian. Tapi dengan jiwa yang sangat besar, para pendekar Boe tong berbalik<br />

menolong kami, untuk itu kami berterima kasih tidak habisnya. Kedatangan kami pertama<br />

untuk menghaturkan terima kasih yang tak terhingga. Kedua untuk meminta maaf dan kami<br />

memohon agar Sam wie tidak mencatat kedosaan kami"<br />

Sehabis berkata begitu, Beng Ceng Hoey kelihatan bingung, seolah-olah merasa takut untuk<br />

bicara terus.<br />

"Beng Loosoe boleh bicara saja tanpa ragu ragu," kata Lian Cioe dengan manis.<br />

"Terlebih dulu aku memohon janji Jiehiap, bahwa Boe tong pay tak akan menggusari kami,<br />

supaya kami bisa memberi laporan kepada soehoe," katanya.<br />

Lian Cioe tersenyum. "Apakah kunjungan kalian untuk menyelidiki tempat bersembunyinya<br />

Kim mo Say ong Cia Soen?" tanyanya. "Kedosaan apa yang telah diperbuat Cia Soen<br />

terhadap partai kalian?"<br />

"Saudaraku, Beng Ceng Jin, telah binasa dalam tangan Cia Soen !" jawabnya.<br />

Lian Cioe kaget. "Oleh karena adanya kesukaran yang tidak dapat diatasi kami tidak bisa<br />

memberitahukan kalian mengenai tempatnya Cia Soen," katanya. "Tentang soal menggusari<br />

kalian, baik lah jangan disebut-sebut lagi. Kalau nanti kalian pulang dan bertemu dengan Ouw<br />

Loo yacoe, katakanlah, bahwa Jie Jie, Thio Ngo dan In Liok menanyakan kesehatan beliau."<br />

"Kalau begitu, kami ingin meminta diri," kata Beng Ceng Hoey. "Di hari kemudian, andaikata<br />

Boe tong pay memerlukan te<strong>naga</strong> kami, biarpun Ngo hong to berte<strong>naga</strong> sangat kecil, muridmurid<br />

Ngo hong to pasti tak akan menolak tugas sebagai pesuruh."<br />

Sehabis berkata begitu ia mengangkat kedua tangan, diturut oleh kelima kawannya, dan<br />

kemudian meninggalkan kamar itu.<br />

Baru berjalan beberapa tindak, yang wanita mendadak memutar badan dan lalu berlutut<br />

dilantai, "Aku yang rendah sudah bisa mempertahankan kesucian diri berkat pertolongan para<br />

pendekar Boe tong," katanya dengan suara perlahan. "Selama hidup, aku tak akan melupakan<br />

budi yang sangat besar ini."<br />

Biarpun sangat kepingin tahu duduknya persoalan, tapi mendengar perkataan "kesucian diri."<br />

Lian Cioe bertiga tidak berani menanya lebih jelas. Sesudah berlutut beberapa kali, ia lalu<br />

berjalan keluar untuk menyusul rombongannya.<br />

Beberapa saat sesudah rombongan Ngo hong to berlalu, tirai mendadak tersingkap dibarengi<br />

dengan masuknya seorang yang segera menubruk dan memeluk Coei San.<br />

"Sieko!" teriak Coei San, bagaikan kalap bahna girangnya.<br />

Orang itu yalah Siehiap Thio Siong Kee. Sesudah berpelukan beberapa lama, Coei San<br />

berkata: "Sieko, kau sungguh pintar dan berakal budi. Kau sudah berhasil mengubah sikap<br />

orang orang Ngo-hong-to dari lawan menjadi kawan."<br />

"Ah! itulah sudah terjadi karena kebetulan saja", sang kakak merendahkan diri.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 315

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!