20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tapi, diluar dugaan, Gie Coen menjawab dengan sikap hormat: "Bahwa aku, Siang Gie Coen<br />

telah mendapat penghargaan yang begitu tinggi dari Thio Cinjin, bukan main rasa terima<br />

kasihku. Akan tetapi, sesudah menjadi anggauta Beng kauw seumur hidup aku tak berani<br />

membelakangi agamaku itu"<br />

Sam Hong coba membujuk lagi, tetapi pemuda itu tetap menolak dengan hormat dan tegas.<br />

beberapa saat kemudian, dengan rasa menyesal, ia lalu mendukung Boe Kie seraya berkata:<br />

"Kalau begitu, biarlah kita berpisahan disini saja," Dalam kata-kata perpisahan itu, ia malah<br />

tidak mengucapkan perkataan, "sampai bertemu lagi," yang lazimnya digunakan.<br />

Sebelum tuan penolong itu meninggalkan perahu, sekali lagi Siang Gie Coen menghaturkan<br />

terima kasih dengan berlutut.<br />

"Thio Toako," kata si nona cilik kepada Boe Kie, "setiap hari kau harus makan kenyang<br />

kenyang, supaya Loo too-ya jangan jengkel."<br />

Air mata Boe Kie lantas saja mengembang dan dengan suara putus-putus ia menjawab:<br />

"Terima kasih untuk kebaikanmu.... Tapi aku hanya bisa makan nasi beberapa hari saja."<br />

Bukan main rasa dukanya kakek guru itu. Ia mengangkat lengannya dan menggunakan tangan<br />

jubah untuk menyusut air mata cucu muridnya.<br />

"Apa?" menegas Tit Jiak dengan suara kaget "Kau...kau..."<br />

"Nona kecil, hatimu sangat mulia," kata Sam Hong, "Aku mendoakan supaya dibelakang hari<br />

kau jalan dijalanan yang lurus"<br />

"Terima kasih atas nasehat Loo too-ya," jawab Cioe Tit Jiak.<br />

"Thio Cinjin," tiba-tiba Gie Coen berkata, "kau memiliki Lweekang dan kepandaian yang<br />

sangat tinggi. Biarpun luka saudara kecil itu sangat berat, aku percaya kau akan dapat<br />

menyembuhkannya."<br />

"Benar," kata Sam Hong yang tanpa dilihat Boe Kie, sudah menggoyangkan tangan kirinya<br />

sebagai keterangan kepada Gie Coen, bahwa lukanya bocah itu tidak dapat diobati lagi.<br />

Gie Coen terkejut. "Thio Cinjin," katanya pula, "aku sendiri telah mendapat luka yang sangat<br />

berat dan sekarang aku justeru ingin meminta pertolongan dari seorang tabib malaikat.<br />

Mengapa Thio Cinjin tidak mau mencoba-coba?"<br />

Thio Sam Hong menundukkan kepala. "Semua pembuluh darahnya telah terbuka, sehingga<br />

racun dingin bisa membuyar dan masuk kedalam perutnya," katanya dengan suara perlahan.<br />

"ia tidak akan dapat disembuhkan dengan memakai obat biasa dan didalam dunia, tak<br />

seorangpun bisa mengobatinya."<br />

"Tapi," kata Siang Gie Coan, "tabib malaikat yang dimaksudkan olehku memiliki kepandaian<br />

luar biasa tinggi, sehingga kata orang ia malah mampu menghidupkan mayat."<br />

Sam Hong terkejut dan mendadak saja, ia ingat satu orang. "Apakah yang dimaksudkan<br />

olehmu bukan Tiap-kok Ie sian?" tanyanya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 399

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!