20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pingsan untuk sementara waktu dan kemudian, sesudah membinasakan orang orang Swe Kim<br />

Kie, ia dapat menolongnya lagi. Memikir begitu ia segera mengibas tangan kirinya dan<br />

bergerak untuk mengirim pukulan ketiga.<br />

Sekonyong2 dari tempat jauh terdengar teriakan, Biat Coat Soethay, tahan! suara itu tahan<br />

luar biasa dan telinga semua orang merasa tak enak.<br />

Dilain saat seraya menggoyang goyangkan kipas seorang pria sudah berdiri dihadapan<br />

sinenek. Orang itu mengenakan baju warna putih dna pada tangan baju sebelah kiri tersulam<br />

sebuah hiat-chioe (tangan berlumuran darah). Waktu berjalan tak sebutir pasirpun naik keatas<br />

dan semua orang lantas saja mengerti, bahwa ia adalah seorang yang berkedudukan tinggi<br />

dalam Peh bie Kauw.<br />

Seragam resmi Peh Bie kauw, sama dengan seragam Mo Kauw yaitu pakaian warna putih.<br />

Perbedaannya ialah kalau di tangan baju anggauta Mo-kaow terdapat sulaman obor, anggauta<br />

Peh bie kauw menggunakan tanda hiat chioe.<br />

Sambil menyoja orang itu tertawa dan berkata, Soethay selamat bertemu. Pukulan ketiga<br />

biarlah diterima olehku.<br />

Siapa kau? tanya biat coat.<br />

Aku she In namaku yang rendah Ya Ong, jawabnya.<br />

Mendengar nama In Ya Ong semua orang terkejut. Selama kira2 duapuluh tahun, nama itu<br />

menggetarkan dunia Kang ouw. Ayahnya yaitu Peh bie Eng ong In Thian Cong memusatkan<br />

seantero perhatiannya dalam pelajaran ilmu silat dan mneyerahkan semua urusan Pe bie kauw<br />

kepadanya, secara resmi. In Ya Ong hanya hiocoe, Thian wie tong, tapi sebenarnya ia seorang<br />

wakil Kauw coe.<br />

Dengan mata tajam Biat coat mengawasi jago Peh Bie Kauw itu baru berusia kira2<br />

empatpuluh tahun. Tapi bermata sangat tajam, seolah2 sinar kilat yang dingin. Pernah apakah<br />

bocah itu kepadamu? tanyanya dengan suara dingin.<br />

Jantung Boe Kie memukul keras. Hampir2 ia berteriak. In Koekoe-ke! (Koe Koe paman,<br />

saudara lelaki dari ibu).<br />

In Ya Ong tertawa besar, Aku belum pernah mengenal dia, jawabnya. Tapi karena melihat<br />

jiwanya yg luhur, yang berbeda dengan manusia2 palsu dalam Rimba persilatan, maka aku<br />

merasa sayang dan didalam hatiku lantas saja timbul niatan untuk menjajal te<strong>naga</strong> Soethay<br />

Perkataannya yg paling belakang tidak sungkan2, seolah2 ia tidak memandang mata kepada si<br />

nenek.<br />

Tapi Hiat coat tidak menjadi gusar. Bocah, katanya kepada Boe Kie. Kalau kau ingin hidup<br />

lebih lama, kau masih mempunyai kesempatan.<br />

Untuk menyelamatkan jiwa sendiri, boanpwee tidak berani melupakan budi orang, jawabnya.<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 673

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!