20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Aku juga tahu bukannya kau!" kata Siong Kee tertawa dingin. "Aku juga tidak percaya kau<br />

mampu meyakinkan ilmu itu!"<br />

Ia berdiam sejenak, lalu melanjuti: "Jikalau Soeheng kami itu bertubuh sehat dan ia bertempur<br />

dengan orang partaimu yang kosen secara laki-laki, kalau ia sampai dilukakan dengan Kim<br />

kong cie, harus disesalkan saja kepandaiannya belum sempurna. Kalau pertempuran sampai<br />

terjadi orang terluka atau binasa apa mau dibilang lagi? Orang toh tidak biasanya membuat<br />

perjanjian sebelum pertandingan dimulai untuk mempertanggungkan keselamatan bulu atau<br />

rambutnya? "<br />

" Akan tetapi Soeheng kami itu justeru lagi menderita sakit berat, tubuhnya tidak dapat<br />

digerakkan. Justeru begitu tuan pendeta itu sudah menggunakan pukulan Kim kong cie. Dia<br />

memaksa Soehengku menerangkan tentang golok mustika To liong to!"<br />

Sampai disitu, dengan mengeraskan suaranya, Siong Kee menambahkan: "ilmu silat Siauw<br />

lim pay telah menjagoi dikolong langit ini, Siauw lim pay telah menjadi jago Rimba<br />

Persilatan. Dari itu apa perlunya dia menghendaki juga golok mustika itu? Di sebelah itu,<br />

golok tersebut pernah dilihat satu kali oleh Soehengku itu! Kenyataannya ia telah dipaksa,<br />

bukankah perbuatan itu terlalu kejam? Jie Thay Giam mempunyai juga sedikit nama dalam<br />

Kang Ouw. Ia biasa melakukan perbuatan perbuatan mulis. Dengan begitu ia jadinya pernah<br />

melakukan jasa jasa baik untuk kaum Rimba Persilatan. Tetapi sekarang ia dianiaya pihak<br />

Siauw lim pay hingga ia bercacad seumur hidupnya. Untuk sepuluh tahun ia rebah saja diatas<br />

pembaringan. Maka itu sekarang kami mau memohon pertimbangan dari tiga Taysoe yang<br />

mulia"<br />

Urusan terlukanya Jie Thay Giam dan kebinasaan keluarga Liong boen Piauw kiok itu telah<br />

menjadi bahan perselisihan selama sepuluh tahun. Hanya karena lenyapnya Thio Coei San<br />

suami isteri perkara tinggal tengantung. Sekarang pihak Siauw lim pay menimbulkannya pula<br />

dan Thio Siong Kee menggunakan ketikanya akan turut menggugatnya.<br />

"Tentang itu pernah loolap menyelidiki," berkata Kong boen. "Loolap telah memeriksa<br />

sekalian murid Siauw lim sie, tapi tidak ada satupun yang melakukan penganiayan itu."<br />

Mendengar jawaban itu, Thio Siong Kee merogo sakunya. untuk mengeluarkan sepotong<br />

emas goan po. Pada uang itu ada tapak jari tangan. Sambil menunjuki itu, ia berkata dengan<br />

nyaring: "baiklah semua orang gagah dikolong langat ini mengetahui. Orang yang menyiksa<br />

Soeheng kami itu yatah pendeta Siauw lim pay yang tapak jati tangannya berada diatas uang<br />

goanpo ini ! Kecuali dengan Kim kong cie, ada partai mana lagi yang dapat membikin tanda<br />

diatas uang seperti ini?<br />

Goan-im bertiga menuduh Thio Coei San hanya dengan kata-kata. Sekarang Siong Kee<br />

membalas dengan ada buktinya, inilah hebat.<br />

"Siancay, siancay!" memuji Kong boen Taysoe: "Diantara orang partai kami yang<br />

meyakinkan Kim kong cie, kecuali kami bertiga cuma lima Tiang Loo dari Tat mo tong. Akan<br />

tetapi, kelima Tiang loo itu tidak pernah keluar dari kuil kami lamanya sudah tiga sampai<br />

empat puluh tahun. Maka dari itu cara bagaimana mereka dapat melukai Jie Sam Hiap?"<br />

jilid 18_______________<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 348

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!