20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Waktu masih belajar silat, gurunya pernah cerita, banwa dinegeri Ko lee (Korea) terdapat<br />

sebuah pay yang menggunakan Poan koan pit berujung kepala ular. Silat partai itu berbeda<br />

dengan silat Tiam hiat (menotok jalan darah) yang di gunakan oleh ahli-ahli silat Tionggoan<br />

yang menggunakan poan koan pit. Silat partai itu katanya licin dan telengas. Partai tersebut<br />

dinamakan Sin liong pay (Partai Naga malaikat), sedang salah seorang tokohnya she Coan,<br />

tapi Thio Sam Hong sendiri tak tahu namanya.<br />

Mengingat itu, ia lantas saja menyoja seraya berkata: "Bukankah Cianpwee dari Sin liong pay<br />

di Ko lee? Bolehkah aku mendapat tahu nama besar dari Coan Looy coe?"<br />

Orang tua itu, yang bernama Coan Kian Lam, bukan lain daripada Ciangboenjin dari Sin<br />

Liong pay. Dengan memberi hadiah besar, Pangcoe Sam kang pang di Lang lam telah<br />

mengundangnya dari negeri Ko lee. Ia sebenarnya ingin merahasiakan dirinya, tapi diluar<br />

dugaan, begitu bertemu Coei San, rahasianya terbuka.<br />

Sambil mengebas kedua pitnya, ia menjawab : "Loohoe Coan Kian Lam "<br />

"Sin liong pay dan Rimba persilatan dari wilayah Tionggoan belum pernah berhubungan."<br />

kata Coei San "Bolehkah aku mendapat tahu, apa kesalahan Boe tong pay terhadad Coan Loo<br />

eng hiong ."<br />

"Loohoe dan tuan memang tidak mempunyai permusuhan apapun jua." kata si tua, "Kami,<br />

orang Ko lee, juga tahu bahwa di Tionggoan terdapat Boe tong pay dengan tujuh pendekarnya<br />

yaug selalu melakukan perbuatan-perbaatan muila. Loohoe hanya ingin mengajukan satu<br />

pertanyaan dimana tempat persembunyiannya Cia Soen"<br />

Biarpun cukup sopan, perkataannya sangat mendesak. Disamping itu, begitu lekas ia<br />

mengebas kedua senjatanya, orang-orang yang berkumpul di belakang kereta lantas saja<br />

berpencaran dan mengurung dari sebelah kejauhan. Maka itu, jadilah terang, bahwa jika<br />

mereka tidak mendapat jawaban memuaskan, satu pertempuran tidak dapat dielak kan lagi.<br />

"Bagaimana jika aku menolak untuk menjawab?" tanya Coei San<br />

"Thio Ngohiap memiliki kepandaian tinggi, sehingga biarpun berjumlah besar, kami tentu<br />

tidak dapat menahan kau," kata sikakek. "Tapi Jie Jiehiap telah luka dan isterimu sedang<br />

sakit. Dengan menggunakan kesempatan pada waktu orang berada dalam bahaya, kami akan<br />

menahan mereka berdua. Jika mau, Ngohiap boleh berlalu sekarang." Ia bicara dalam bahasa<br />

Tionghoa yang tidak lancar dan nadanya tajam, sehingga suaranya sangat menusuk kuping.<br />

Mendengar kata-kata 'menggunakan kesempatan pada watu orang berada dalam bahaya' katakata<br />

yang sangat tidak mengenal malu, Coei San lantas saja berkata: "baik, Kalau begitu, tak<br />

bisa lain daripada aku meminta pelajaran dari Coan Loo enghiong. Tapi bagaimana, jika Coan<br />

Loo enghiong menjadi pihak yang kalah dalam pertempuran?"<br />

"Jika aku kalah, kawan-kawanku akan mengerubuti kamu." jawabnya.<br />

Coei San mengerti, tak guna bicara lagi. Tujuan satu satunya adalah coba membekuk Coan<br />

Kian Lam, supaya kawan-kawannya tidak berani menyerang. Ia segera melompat turun dari<br />

tunggangannya dan waktu kedua kakinya hinggap diatas bumi, tangan kirinya sudah<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 309

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!