20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tiba-tiba si nona mendusin. Ia menebak orang itu. Mulanya mengeluarkan sinar ketakutan<br />

dan sesudah tertegun sejenak ia menubruk memeluk Boe Kie, akan kemudian mengangis<br />

dengan badan gemetaran. Tanpa bicara kedua2nya mengerti apabila Tio Beng tak dengar<br />

teriakan Boe Kie dan apabila si nano tidak keluar menyambut kekasihnya tanpa<br />

memperdulikan hujan, maka mayat yang akan ditemukan Boe Kie itu akan berjumlah tiga.<br />

Dengan lemah lembut Boe Kie membujuk si nona.<br />

“Tujuannya untuk <strong>membunuh</strong> aku, tapi yang menjadi korban suami istri Touw,” kata Tio<br />

Beng.<br />

“Ya” kata Boe Kie. “Selama beberapa hari ini tak boleh kau berpisahan dari aku.” Sesudah<br />

berdiam beberapa saat, ia berkata pula. “Belum cukup setahun, cara bagaimana ilmu silatnya<br />

bisa maju begitu pesat? Pada jaman ini, didalam dunia ini, kecuali aku mungkin tidak ada lain<br />

orang yg bisa melindungi jiwamu.”<br />

Pada keesokan paginya, Boe Kie menggali lubang dan mengubur jenazah suami istri Touw.<br />

Bersama Tio Beng, ia mengunjuk hormat yang penghabisan kepada kakek dan nenek itu.<br />

Baru saja mereka bertindak untuk meninggalkan tempat itu, di kuil Siauw Lim Sie<br />

sekonyong2 terdengar suara lonceng yang gencar bersambung sambung. Beberapa saat<br />

kemudian diudara sebelah timur muncul sinar api yang berasap hijau, disebelah selatan sinar<br />

berasap merah, dibarat putih dan diutara hitam. Beberap li dari empat sinar itu, kelihatan lain<br />

sinar yang berasap kuning sehingga denga demikian kelima sinar api itu mengurung kuil<br />

Siauw Lim Sie.<br />

“Ngo heng kie datang kesini!” seru Boe Kie. “Mereka datang mungkin secara resmi dan<br />

terang2an. Lekas!” Cepat2 ia dan Tio Beng menukar pakaian, mencuci muka dan berlari2<br />

kearah kuil dengan menggunakan ilmu ringan badan. Baru beberapa li mereka sudah bertemu<br />

dengan sepasukan anggota Beng Kauw yang mengenakan baju putih dan membawa bendera2<br />

keceil warna kuning.<br />

“Apa Gan Kie cie berada dalam pasukanku?” tanya Boe Kie dengan suara nyaring. (Kie cie =<br />

pemimpin bendera)<br />

Mendengar teriakan itu, Gia Hoan Ciang Kie Soe Hauw Touw Kie menengok dan begitu lihat<br />

Boe Kie, ia bersorak kegirangan. Buru2 ia menghampiri dan berlulut sambil berkata “Houw<br />

Touw Kie Gan Hoan menghadap kepada Kauw coe!” Semua anggota pasukan turut berturut<br />

dan kemudian bersorak2.<br />

Ternyata di bawah pimpinan Kong beng Cosoe Yo Siauw dan Kong beng Yo Soe Hoan<br />

Yauw, tokoh2 Beng Kauw dan lima pasukan Ngo Heng Kie menyateroni Siauw Lim Sie<br />

untuk menuntut dimerdekakannya Cia Soen.<br />

Para pemimpin Beng Kauw mengerti, bahwa kedatangan mereka di Siauw Lim Sie dapat<br />

mengakibatkan pertempuran besar2an. Menurut pantas, tindakan yang penting itu harus<br />

diputuskan dan dipimpin oleh kauwcoe sendiri. Tapi karena waktu sudah mendesak, mereka<br />

tidak bisa menunggu Boe Kie lagi. Apabila mereka datang pada harian Toan Ngo, usaha<br />

menolong Cia Soen akan terlebih sukar karena pada waktu itu orang2 gagah dari berbagai<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 1314

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!