20.06.2013 Views

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

kisah_membunuh_naga_tamat.pdf 5043KB Mar 29 ... - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Thio kauwcoe apakah kau akan bertemu dengan Tio Kuwnio di kota raja? tanya si nona.<br />

Entahlah jawabnya.<br />

Jika kau bertemu dengan dia, bolehkah ajukan satu permintaan untukku?<br />

Boe Kie heran Permintaan apa? tanyanya.<br />

Minta pinjam Ie Thian po kiam untuk memutuskan rantai. Sebegitu lama rantai ini masih<br />

belum bisa diputuskan, sebegitu lama aku masih jadi orang perantara.<br />

melihat sikap dan paras muka si nona Boe Kie merasa tak tega. Aku kuatir, ia tak sudi<br />

meminjamkan pedang itu. Kita bisa minta supaya dia sendiri yang memutuskan rantai ini.<br />

Boe Kie tertah. Siauw Ciauw, kalau maksud katanya. Kau hanya ingin mengikut kami. Yo Co<br />

soe bagaimana pendapatmu? Apa boleh kita ajak padanya?<br />

Yo Siauw menegrti jalan pikiran sang Kauwcoe. Dengan bertanya begitu, Boe Kie sebenarnya<br />

ingin mengajak si nona. Maka itu, ia lantas saja menjawab Tak halangan jika Kuwcoe ingin<br />

mengajak dia, diperjalanan ia bisa merawat Kauwcoe. Hanya rantai itu sangat menarik<br />

perhatian. Begini saja, ia berlagak sakit dan bersembunyi di kereta. Didepan orang banyak, ia<br />

tidak boleh sembarangan menonjolkan muka.<br />

Siauw Ciauw girang bukan main. Terima kasih Kowcoe, terima kasih Yo Co soe katanya. Ia<br />

menengok Wie it Siuaw dan menambahkan Terima kasih Wie Hot ong.<br />

Wie It Siauw tertawa dan berkata Perlu apa kau menghaturkan terima kasih kepadaku? Hati2<br />

kau, kalau penyakitku kumat lagi, aku bisa menghisap darahmu sambil berkata begitu, ia<br />

menyeringai dan memperlihatkan 2 baris giginya yang putih.<br />

Siauw Ciauw tahu, Wie It Ong sedang bergurau, tapi ia merasa seram. Ia mundur beberapa<br />

tindak dan berkata Wie Hot ong, jgn menakut2i aku.<br />

Demikianlah, dengan menggunakan 3 ekor kuda dan sebuah kereta, Boe Kie berempat<br />

menuju ke kota raja. Perjalanan itu dilakukan tanpa menemui halangan dan pada suatu hari,<br />

tibalah mereka di Taytouw (sekarang peking). Ibukota dari kerajaan Goan.<br />

Sebagai tempat berdiamnya kaisar, ota itu tentu saja lain daripada yang lain. Wakil2 berbagai<br />

negeri dan suku2 bangsa berkumpul disitu. Begitu masuk di pintu kota. Boe Kie berempat<br />

langsung menuju ke See shia (kota sebelah barat) dan mencari sebuah rumah penginapan yang<br />

besar. Yo siauw membawa lagak sebagai seorang hartawan. Ia minta 3 kamar kelas 1 dan<br />

memberi persen secara loyal kepada pelayan, yang tentu saja berlaku sangat hormat dalam<br />

pelayannya. Sesudah minum the, Yo Siauw memanggil pelayan itu dan mengajaknya<br />

beromong2 tentang keadaan di kota raja. Ia mengatakan ia suka sekali meninjau tempat2 yang<br />

mempunyai nilai kebudayaan dan sejarah. Dimana kami bisa melihat lihat kelenteng2 tua<br />

yang tersohor? tanyanya.<br />

Sesudah menyebutkan beberapa nama, si pelayan menyebutkan Ban hoat sioe. Ban hoat soie<br />

sangat besar katanya Didalam kelenteng itu terdapat 3 patung budha yang sangat besar, yang<br />

To Liong To > karya Jin Yong > disadur oleh Boe Beng Tjoe > published by BuyanKaba 936

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!